Baku Tembak Roket Belum Reda, Kota-kota di Israel Dilanda Kerusuhan
Rabu, 12 Mei 2021, 15:13 WIB
BisnisNews.id - Satu hari menjelang hari raya Idul Fitri tak menyurutkan pasukan pelawanan Hamas menghujani kota-kota di Israel dengan roket berbagai jenis. Perisai pertahanan udara Iron Dome yang selama ini dibangga-banggakan Israel ternyata tidak terlalu efektif menangkal gelombang serangan roket dari pihak Palestina.
Dilansir dari BBC, Daily Mail, Al Jazeera, Time Of Israel, maupun Israel 124 yang menunjukan beberapa tempat di Kota Tel Aviv dan Kota Ashkelon, diantaranya ruas jalan, pembangkit listrik dan pipa minyak Trans Israel Pipeline hancur dihantam roket kelompok perlawanan Hamas.
Media Israel I24 merilis video yang merekam dampak signifikan kerusakan salah satu rumah warga Israel dikota Askhelon. Sejauh ini yang dilaporkan seorang warga Israel tewas dan 7 luka-luka.
Reporter I24 menyebut dampak yang kerusakan yang ditumbulkan roket perlawanan Palestina benar-benar mengagetkan. Ini lantaran sistem pertahanan udara Iron Dome Israel ternyata bisa ditembus oleh roket perlawanan Palestina, dan kekuatan roket perlawanan Palestina telah meningkat secara drastis.
Sirene meraung di kota pesisir Ashkelon di Israel saat sistem pertahanan rudal Iron Dome mencegat puluhan roket yang ditembakkan oleh perlawanan Palestina di Gaza. Tidak semua roket bisa dicegat oleh pertahanan udara Israel, sementara ini dua wanita di kota Asheklon Israel diinfokan tewas.
Di saat yang sama, ketika Palestina dan Israel saling baku tembak roket, kerusuhan meletus di Kota Lod Israel. Menurut Wali Kota Lod Yair Revivo kerusuhan yang sedang terjadi di kota yang dipimpinnya itu mirip dengan kejadian ’Pogrom Nazi’ Jerman pada 1938, yakni semacam kerusuhan yang direkayasa, atau yang juga disebut Kristallnacht atau ’Malam Kaca Pecah’.
Kota Lod sendiri adalah kota bersejarah yang berjarak sekitar 15 kilometer barat daya Tel Aviv. Sekitar sepertiga populasinya terdiri dari keturunan Arab. ”Yang terjadi di Kota Lod ini mirip Kristallnacht. Belum pernah terjadi yang seperti ini dalam sejarah Israel. Setiap menit, sebuah mobil atau sinagog atau sekolah terbakar. Balai kota baru kami didobrak dan dibakar, Sinagog dibakar, ratusan mobil dibakar, ratusan preman Arab berkeliaran di jalan. Perang saudara telah meletus di Lod. Semua pekerjaan yang telah kami lakukan di sini selama bertahun-tahun (hidup berdampingan) telah sia-sia,” tutur Wali Kota Lod Yair Revivo kepada Times of Israel pada Selasa malam (11/5/2021) waktu setempat.
Revivo juga mengatakan komunitas lokal dihasut oleh ”kaum Islamis” dan menyebut kerusuhan itu sebagai ’intifada’, yakni sebuah istilah Palestina untuk pemberontakan melawan Israel. Revivo juga memperingatkan bahwa orang-orang Yahudi ortodoks-nasionalis di kotanya memiliki senjata dan bersedia menggunakannya.
Ia lantas menyerukan kepada pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengirim pasukan militer untuk memulihkan ketertiban, karena situasinya menjadi ’terlalu besar untuk dihadapi polisi’.
”Anda tidak mengerti apa yang terjadi di sini. Ini lebih buruk dari rudal yang dikirim dari Gaza,” tandasnya.
Menanggapi situasi di Kota Lod, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diinfokan telah menarik pasukannya dari Tepi Barat, yakni penarikan pasukan militer dari perbatasan Yudea dan Samaria yang ditugaskan untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Kota Lod dan semua bagian di wilayah itu.
Netanyahu juga telah mengumumkan keadaan darurat di Kota Lod yang sedang dilanda kerusuhan yang meluas lantaran luapan kemarahan warga Arab yang tidak terkendali. Pengumuman Netanyahu itu adalah otorisasi penggunaan wewenang situasi darurat yang pertama oleh pemerintah Israel atas komunitas Arab sejak berakhirnya pemerintahan militer atas warga Arab di Israel pada tahun 1966.
Bukan hanya itu, Netanyahu juga menegaskan bahwa negaranya akan membalas dengan keras kelompok Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina karena telah menyerang Israel tengah dan selatan.
Hal senada disampaikan Kepala Staf militer Israel Defence Force (IDF) Aviv Kohavi yang mengklaim pihaknya telah melakukan serangan terhadap lebih dari 500 target sasaran di Jalur Gaza dalam satu setengah hari terakhir yang menewaskan puluhan pejuang Palestina. ”Kami bertekad untuk menyerang kelompok teror dengan cara yang paling serius,” ujar Kohavi.
Sementara kerusuhan di Kota Lod belum reda, ada laporan tentang kerusuhan di kota-kota Israel lainnya, seperti dari dekat Ramle hingga Acre, Kota Haifa, dan Kota Nazareth. Semua kota tersebut telah diproklamirkan sebagai bagian dari Negara Israel dalam deklarasi kemerdekaan Israel tahun 1948. Berbeda dengan wilayah di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dianeksasi dari Yordania dan Mesir sejak perang Arab-Israel pada 1967. (ibe)