Bisnis Solar Pertamina Lebih Dominan Segmen Nonsubsidi

VP Industrial & Marine Fuel Business Pertamina Waljiyanto (foto: helmi)
BisnisNews.id -- PT Pertamina Industrial & Marine Fuel melayani penjualan solar secara business to business (B to B) terhadap tujuh segmen konsumen, mulai dari VVIP yang wajib dilayani dengan segera, hingga konsumen Subsidiary atau anak perusahaan Pertamina Group.
"Porsi penyaluran BBM solar yang ditangani oleh institusinya mayoritas berupa solar nonsubsidi, yaitu mencapai 95 persen dari total solar yang disalurkan untuk industri dan pelayaran," kata Vice President Industrial & Marine Fuel Business, Waljiyanto di Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Sejauh ini, Pertamina tetap menyalurkan Solar subsidi yang porsinya sekitar 75% dari kuota nasional. Selebihnya dilayani oleh badan usaha lain yang mendapatkan izin dari Pemerintah.
Seperti diketahui, Waljiyanto tampil sebagai salah satu pembicara dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Energy Watch, berkolaborasi dengan Asosiasi Pengamat Energi Indonesia (APEI), Ruang Energi dan Situs Energi bertajuk ‘Menelisik Bisnis BBM Solar di Indonesia."
Sebelumnya, Direktur Puskepi Sofyano Zakaria menyebutkan, total bahan bakar minyak (BBM) solar yang beredar tahun 2020 lalu termasuk yang disalurkan Pertamina sebanyak 38 juta KL.
Sedang BBM Solar subsidi tahun 2020 ada 18 juta KL. Sementara, untuk penjualan BBM Solar Pertamina untuk solar non subsidi sebanyak sekitar 12 juta KL.
"Harus diakui, bisnis Solar ini sangat besar dan menjanjikan. Apalagiada subisidi atau uang rakyat melalui APBN disana, sehingga harus dijaga, diawasi dan diselamatkan bersama," jelas pengamat migas itu.
Oleh karena bisnis solar B to B ini sangat kompleks dan size-nya sangat besar, menurut Waljiyanto, kami memilah-milah segment kami berdasarkan perilaku. Pertamina tentunya akan menyalurkan BBM termsuk solar ke konsumen dengan selektif dan profesional.
"Di tengah pandemi sekarang, bisnis itu muda. Yang sulit itu kalau nagih pembayarannya. Dengan dalih terdampak, pandemi ada saja alasan mereka untuk mengelak atau paling tidak menunda kewajiban pembayarannya," jelas waljiyanto.
Terkait bisnis Solar non subsidi ini, menurut dia, pihak Pertamina membagi menjadi beberapa segmen usaha. Mereka mempunyai karaketristik, serta tata cara berbisnis yangbaik dan elegan. "Initinya, kami akan memperlakukan konsumend engan baik, menjaga kepercayaan. Tapi, urusan bisnis tetap jaan dengan optimal," papar Waljiyanto.
Dia menambahkan, setiap segment mempunyai perilaku sendiri-sendiri, sehingga kami harus mengetahui dengan pasti keinginan para konsumen kami yang paling mendasar itu apa.
Untuk segmen pertama, yaitu VVIP. Pada 2020 lalu disalurkan solar dengan kapasitas 606.308 ribu Kiloliter (KL). Segmen VVIP tersebut terdiri dari TNI, Polri, KPLP, PSDKP, SAR, Bea Cukai dan pilar-pilar ketahanan negara yang termasuk penting dalam kehidupan sehari-hari. “Konsumen dengan tipe karakter VVIP ini harus dilayani dengan cepat dan segera,” tuturnya.
Selanjutnya, yaitu segmen konsumen strategis. Tercatat pada 2020 lalu berhasil disalurkan solar sejumlah 2.973.173 KL untuk segmen ini. Memang bisnis yang cukup menjanjikan.
Kemudian segmen Bisnis, dengan penyaluran 3.896.108 KL. “Segmen strategis itu penting, dibawah VVIP karena merupakan konsumen prioritas yang harus dilayani segera, yaitu PELNI, KAI, PLN, Pelindo, ASDP,” jelasnya.
“Untuk segmen bisnis, yang termasuk didalamnya adalah KKKS, Marine dan industri-industri lainnya,” sambung Waljiyanto.
Sementara, segmen konsumen lainnya yaitu SME (Small Medium Enterprise), Agen BBM, INU dan Subsidiary, dengan masing-masing jumlah penyalurannya di 2020 mencapai 463.555 KL, 1.839.571 KL, 1.453.572 KL dan 2.387.149 KL.
“Subsidiary adalah sebelum adanya holding-holding, kami melayani untuk Patraniaga, Pertamina Petrofin, PT Pertamina Lubricant, PT Elnusa, PT Pertamina Retail dan anak usaha yang membutuhkan,” jelasnya. “Segmen yang paling besar kami layani yaitu konsumen bisnis,” pungkas Waljiyanto.(helmi)