Diplomasi Kepentingan Nasional Dalam Kerja Sama Penerbangan Sipil Internasional di ICAO
Minggu, 14 Februari 2021, 15:00 WIB
BisnisNews.id -- Pemerintah RI menjadi anggota ICAO tanggal 17 Desember 1950. Pada tahun 1962, Indonesia resmi menjadi Anggota Dewan (Council) Kategori III namun sempat terhenti pada periode 1965-1968 ketika Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri pada organisasi internasional sesuai kebijakan politik luar negeri saat itu yang keluar dari PBB.
Indonesia kembali menjadi anggota Dewan ICAO Part III pada tahun 1968 dan bertahan sampai dengan tahun 2001. Selanjutnya Indonesia tidak terpilih menjadi anggota Dewan ICAO Part III pada Sidang Majelis ICAO 2001, 2004, 2007, 2013 serta tahun 2016.
Sebagai negara yang memiliki wilayah udara yang luas serta industri penerbangan sipil yang berkembang pesat, Indonesia memiliki kepentingan besar untuk dapat terlibat aktif dalam berbagai komite/komisi/kelompok kerja di dalam ICAO yang bertanggung jawab dalam penyusunan SARPs, PANS, SUPPs, Guidance Materials serta dokumen teknis lainnya.
Selain itu, sebagai proyeksi ke depan, Indonesia perlu untuk berjuang untuk duduk kembali menjadi anggota Dewan ICAO agar dapat memiliki posisi dan peran yang lebih strategis dalam setiap pengambilan keputusan di ICAO.
Sebagai bentuk pengakuan ICAO terhadap perkembangan penerbangan sipil di Indonesia, pada peringatan Tahun Emas (Golden Jubilee) atau HUT ke-50 berdirinya Organisasi Penerbangan Sipil (The International Civil Aviation Organization/ICAO) di Montreal, Kanada, pada 7 Desember 1994, mantan Presiden RI ke-3 Prof. Dr. Ing BJ. Habibie mendapatkan Medali Edward Warner Award yang merupakan penghargaan sebagai ilmuwan dirgantara yang berjasa memimpin, menginspirasi serta memotivasi para engineer dan ilmuwan Indonesia dalam mendesain dan membangun pesawat terbang komuter serta mengembangkan industri manufaktur pesawat terbang yang dimiliki oleh satu-satunya negara berkembang di dunia.
Prestasi gemilang ini dipampang dan diabadikan dalam ornamen interior yang ada di gedung ICAO, di depan ruang sidang Dewan ICAO (council). Penghargaan kepada Prof. Dr. Ing BJ. Habibie ini juga tertulis dalam Website ICAO di https://www.icao.int/secretariat/PostalHistory/the_edward_warner_award.htm
Hubungan dan kerjasama dengan ICAO merupakan prioritas dalam rangka membantu dan meningkatkan aspek keselamatan, keamanan dan sustainability penerbangan sipil Indonesia. Hubungan dan kerjasama antara Indonesia dan ICAO mengalami peningkatan yang signifikan.
Kuatnya kerja sama Indonesia dengan ICAO ini tercermin dari ditandatanganinya Management Service Agreement (MSA), kerja sama di bidang penerbangan sipil antara Indonesia dengan ICAO dan Peresmian Kantor Kepentingan Indonesia Pada ICAO di Montreal, tanggal 2 Februari 2012 oleh Wakil Menteri Perhubungan RI Dr. Bambang Susantono dan Duta Besar RI Ottawa Diene H. Muhario dan disaksikan oleh pejabat ICAO.
Adanya Kantor Kepentingan Indonesia Pada (KKIP) ICAO, semakin meningkatkan peran aktif Indonesia dalam mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang di selenggarakan oleh ICAO.
Kantor Kepentingan Indonesia Pada (KKIP) ICAO
Pada tanggal 28 Februari 2018, ICAO secara resmi menerbitkan laporan hasil audit on-site ICAO Coordinated Validation Mission (ICVM) - Universal Safety Oversight Audit Program (USOAP) yang dilaksanakan di Indonesia tanggal 10-18 Oktober 2017. Dan, Pemerintah Indonesia berhasil memperbaiki angka Effectif Implementation (EI) sebesar 80.34%, meningkat secara signifikan dari hasil USOAP CMA audit di tahun 2014 yang hanya sebesar 45.63%.
Hasil audit tersebut membawa Indonesia menempati peringkat ke-58 dunia (dari 192 negara anggota ICAO dan melompat 94 peringkat dari sebelumnya berada di peringkat ke-152 dunia), dan peringkat ke-10 di Kawasan Asia Pasifik (dari 39 negara yang masuk dalam akreditasi Kantor Regional ICAO APAC di Bangkok).
Pada tanggal 17 Mei 2018, di Kantor Pusat ICAO, Montreal - Kanada, President Dewan (Council) ICAO Dr. Olumuyiwa Bernad Aliu menyerahkan penghargaan Council President Certificate (CPC) kepada Pemerintah RI yang diterima oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Dr. Agus Santoso.
Penghargaan Council President Certificate (CPC)
Council President Certificate (CPC) merupakan penghargaan yang diberikan oleh President Dewan (Council) ICAO kepada negara anggota ICAO yang secara significant telah berhasil memperbaiki tingkat pengawasan keselamatan penerbangan dan efektifitas penerapan ICAO Standard and Recommended Practices (SARPs).
Tarkait hal ini dapat diakses pada link web https://www.icao.int/Newsroom/Pages/Council-President-recognizes-Indonesias-enhanced-ICAO-compliance.aspx
Pada 25 September 2019, bertempat di Kantor Pusat ICAO, Montreal - Kanada, Dr. Fang Liu, Sekretaris Jenderal ICAO juga menyampaikan sertifikat akreditasi 3 Training Center di Indonesia, dimana akreditasi Full Member kepada PPSDMPU sedangkan akreditasi Ascociate Member kepada PPI Curug dan API Banyuwangi) dalam ICAO-GAT Train Air Plus (TPP) yang diterima oleh Kepala BPSDM Ibu Dr. Umiyatun Hayati Triastuti, beserta jajarannya.
Pada bulan September 2019 di sela sidang Majelis (Assembly) ICAO ke-40 Indonesia secara resmi terakreditasi menjadi anggota Public Key Directory (PKD) ke-69, yang disampaikan oleh Sekjen ICAO Dr. Fang Liu kepada Dirjen Imigrasi Dr. Ronny Franky Sompie bertempat di Kantor Sekretariat Jenderal ICAO di Montreal.
Pertemuan Sekjen ICAO dan Dirjen Imigrasi RI
Pertemuan kedua pejabat itu, sekaligus menadai keanggotaan RI pada PKD ke-69. Diplomasi Indonesia di ICAO secara umum difokuskan dalam mendukung pencapaian atas 3 hal fundamental, yaitu untuk; 1) mengamankan kepentingan nasional Indonesia dalam kerja sama penerbangan sipil internasional; 2) mendukung program dan isu-isu penerbangan sipil internasional yang menjadi prioritas ICAO; serta 3) meningkatkan posturing Indonesia di ICAO, khususnya dalam rangka mempersiapkan pencalonan Indonesia pada Dewan ICAO.
Komitmen dan dukungan yang sangat kuat dari segenap pemangku kepentingan penerbangan Indonesia dan terkait lainnya sangat sangat dibutuhkan untuk bersama-sama meningkatkan diplomasi Indonesia di ICAO dan penerbangan global dalam rangka mendukung pembangunan penerbangan sipil serta semakin memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kepentingan nasional Indonesia.
*Dr. Afen Sena, Atase Perhubungan KBRI Ottawa/ Perwakilan Penggati RI di ICAO/hlm