Dolar AS Meroket Euro Merosot
Rabu, 24 Maret 2021, 08:43 WIB
Bisnis News.id - Kendati pandemi COVID-19 (C-19) masih menjadi ancaman, pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) nilai dolar AS meroket dibanding mata uang utama lainnya.
Kenaikan itu melebihi angka peningkatan yang sudah terjadi pada dua pekan lalu. Sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan kepada Kongres bahwa inflasi tidak akan lepas kendali.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya seperti dilansir Antaranews Rabu (24/3/2021) pagi menyebutkan,
terakhir menguat 0,65 persen pada 91,8, berbalik arah dari pergerakan Senin (22/3/2021) ketika turun tetapi melayang di bawah tertinggi empat bulan, karena investor mencari tempat berlindung yang aman (safe haven) pada dolar AS.
Euro merosot 0,71 persen terhadap dolar menjadi 1,1847 dolar AS.
Dolar Selandia Baru jatuh karena langkah-langkah baru untuk mendinginkan pasar perumahan, turun ke level terendah tiga bulan terhadap dolar AS.
Mata uang Kiwi anjlok sekitar 2,27 persen hari itu di 0,70 dolar AS.
Penurunan tersebut dipicu oleh pemerintah Selandia Baru yang memperkenalkan langkah-langkah untuk mengekang spekulasi di pasar perumahan yang sedang panas, di mana harga rumah telah melambung 23 persen dalam 12 bulan. Dolar Australia - yang dianggap sebagai proksi likuid untuk risiko - juga terpukul dan jatuh 1,54 persen pada 0,763 terhadap dolar AS.
Lira Turki agak stabil, setelah jatuh 7,5 persen pada Senin (22/3/2021) setelah Presiden Tayyip Erdogan memecat kepala bank sentral yang hawkish. Lira naik sekitar 1,79 persen terhadap dolar AS.(*/Ari)
(Sumber:ANTARA