Hilangkan BBM Premium Butuh Partisipasi Semua Pihak Termasuk Konsumen
Selasa, 28 Juli 2020, 10:45 WIB
BisnisNews.id -- Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Migas, Kementerian ESDM Dr.Ir. Adhi Wibowo mengatakan, pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa termasuk masyarakat sebagai konsumen mendukung dan menggunakan BBM rumah lingkungan termasuk di Kota Medan, Sumatera Utara. BBM kualitas jelek dengan Ron rendah itu seharusnya tak dipakai karena polusi dan merusak mesin kendaraan terutama produk terbaru.
"Kita seharusnya mengikuti aturan Kementerrian LHK, dengan menggunakan BBM ramah lingkungan. Tapi, faktanya masih ada komponen masyarakat yang membutuhkan BBM Ron 88 (Premium)," kata Adhi pada webinar Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan di Kota Medan, Selasa (28/7/2020).
Menurutnya, ini (menjual BBM Premium) keputusan kita bersama, sehingga BBM Ron 88 ini masih ada dan dijual di masyarakat. "Butuh peran dan dukungan semua pihak bahkan konsumen untuk tidak menggunan BBM jenis premium. Apalagi, BBM itu juga masih disubsidi APBN, sehingga kita harus menguranginya," jelas Adhi lagi.
Baca Juga
Sementara, kata dia, kondisi udara di Kota Medan sudah mendesak dilakukan perubahan dengan mengonsumsi BBM ke Ron 92 bahkan 94. "Kota Medan populasi kendaraanya sudah kebih besar dibanding penduduknya. Polusi Kota Medan cukup tinggi, yaitu nomor 4 di Indonesia," kata Adhi lagi.
Regulasi Sudah Lengkap
Sementara Ketua Komisi VII DPR Sgeng Suprawoto yang menjadi pembicara di webinar itu mengatakan, dari sisi regulasi mengenai penggunaan BBM ramah lingkungan sudah lengkap. "Tugas kita, bagaimana direalisasikan dengan baik dan konsisten."
Sugeng juga mengingatkan, Indonesia sudah teken Paris Agreement bahkan dirativikasi menjadi UU. "Intinya, bauran penggunaan energi baru terbarukan harus tereus ditingkatkan dan mengurangi penggunaan BBM yang tidak ramah lingkungan. Kita perlu mengurangi bahkan tidak mengonsumsi BBM Ron 88 yang sangat mencemari lingkungan," kata politisi Nasdem itu.
Selain itu, PT Pertamina melalui Kilang Cilacap kini sudah uji coba memproduksi BBM Euro 4, yang sesuai standard international. Kasus serupa juga dilakukan di Kilang Balongan dan Kilang Balikpapan. "Ayo kita komit mencegah polusi udara, dengan mengonsumsi BBM ramah lingkungan ini," ajak Sugeng.
Sementara, Kilang Plaju dan Dumai juga sudah uji coba BBM diesl D-100 atau 100% berbahan asli CPO. "Dengan menggunakan BBM D-100, maka konsumsi BBM khususnya crude oil atau minyak mentah yang masih diimpor akan berkurang. Implikasinya jelas, akan bisa menghemat devisa negara," papar Sugeng.
Medan Kota Teranglomerasi
Sebelumnya, Ketua YLKI Tulus Abadi mengatakan, pihaknya bersama eksponen masyarakat sipil lainnya untuk mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan di Kota Medan.
"Transformasi dan beralih menggunakan BBM ramah lingkungan di Kota Medan sangat mendesak. Apalagi, populasi kendaraan di Medan cukup besar dan kemacetan lalu lintas cukup parah," kata Tulus lagi.
Dikatakan Kota Medan yang sudah teranglomerasi, kini banyak warga Malaysia yang datang berkunjung atau sebaliknya banyak orang Indonesia yang sakit dan berobat ke Negeri Jiran itu. "Kota Medan sudah menjadi destinasi wisata potensial di Indonesia."
Sementara, kendaraan di Malaysia sudah menggunakan Euro 4 yang lebih bersih dan ramah lingkungan. "Perlu ada kesetaraan kualias udara di Medan dan negara tetangga di Malaysia," pinta Tulus.
Demi kesehatan dan kebaikan warga Kota Medan, menurut Tulus, sudah saatnya kendaraan di Kota Medan menggunakan BBM ramah lingkungan. "Kini saatnya menggunakan BBM Pertamax atau Pertamax Plus. Atau BBM Diesel yang ramah lingkungan, apalagi kini sudah ada B-30 dan B-40 di jual di Tanah Air," tegas Tulus.(helmi)