ICAO Komit Pada Keselamatan Penerbangan dan Tingkatkan Kapasitas SDM Negara Anggota
Senin, 04 Oktober 2021, 16:57 WIB
BisnisNews.id -- International Civil Aviation Organization (ICAO) bekerja untuk implementasikan Collaborative Arrangement for the Prevention and Management of Public Health Events in Civil Aviation (CAPSCA), yang mengoordinasikan respons penerbangan internasional terhadap risiko kesehatan masyarakat, seperti pandemi. Melalui koordinasi ini, ICAO mempromosikan pemberantasan virus menular, yang membantu mencapai tujuan ini dengan memperkuat kapasitas semua Negara Anggota ICAO, terutama negara berkembang, untuk peringatan dini, pengurangan risiko, dan pengelolaan risiko kesehatan nasional dan global.
"ICAO juga menetapkan Fasilitasi, Standards and Recommended Practices (SARPs) in Annex 9 under Article 14 of the Convention on International Civil Aviation. Langkah ini bertujuan untuk menyediakan kerangka peraturan global yang menangani aspek kesehatan masyarakat dari penerbangan sipil, desinfeksi pesawat, penerapan peraturan kesehatan internasional, dan menetapkan rencana penerbangan nasional dalam persiapan untuk wabah penyakit menular," kata Atase Perhubungan di KBRI Ottawa dan Wakil Tetap Indonesia di ICAO Montreal, Kanada Dr.Afen Sena,S.SiT, M.Si kepada BisnisNews.id.
Dikatakan, bekerja sama dengan World Health Organization (WHO), ICAO juga melakukan studi tentang hubungan antara transportasi udara, dampak ekonomi dan kesehatan dan berbagi analisis tentang isu-isu penting global yang meningkat dengan organisasi internasional lainnya. "Mereka juga berkolaborasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang efek kesehatan manusia dari kebisingan dan emisi penerbangan," kata Afen lagi.
Menurutnya, pendidikan adalah salah satu kendaraan paling berpengaruh untuk pembangunan berkelanjutan. Sangat penting untuk keluar dari kemiskinan karena memungkinkan mobilitas sosial ekonomi ke atas.
"Sementara, tujuan SDG's keempat adalah untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta mendorong pembelajaran sepanjang hayat untuk semua. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi kemajuan yang signifikan dalam mencapai pendidikan dasar universal, meningkatkan angka partisipasi sekolah dan akses ke pendidikan untuk semua, terutama dengan anak perempuan," jelas Afen
Menurut angota IAC-STPI itu, pendidikan membantu mengurangi ketidaksetaraan dan mencapai kesetaraan gender. Tujuannya adalah untuk mencapai akses global ke pendidikan tinggi yang berkualitas, memberantas ketidaksetaraan gender dan kekayaan, dan memberikan akses yang sama ke pendidikan kejuruan yang terjangkau. "Tujuan ini memastikan bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan sekolah dasar dan sekolah menengah gratis pada tahun 2030," jelas Afen.
Melalui pendidikan dan pelatihan, menurut Afen, ICAO juga membantu Negara-negara dalam menerapkan kebijakan dan program Organisasi melalui Standards and Recommended Practices (SARP). "Kegiatan pelatihan ICAO, seperti Rencana Global dan SARP, mencakup pengembangan pelatihan dan penyampaian kursus di mana ICAO memiliki kekayaan intelektual dan dilakukan melalui Program TRAINAIR PLUS," papar putra Banyuwangi itu.
ICAO juga menyelenggarakan pelatihan penerbangan global dan regional untuk meningkatkan pengembangan sumber daya manusia (SDM), mengidentifikasi alat pelatihan praktis baru, dan bertukar praktik terbaik.
"Organisasi ICAO ini juga mendukung SDG keempat melalui Next Generation of Aviation Professionals Program (NGAP). Program ini bertujuan untuk memastikan tersedianya cukup profesional penerbangan yang kompeten dan berkualitas untuk memelihara, mengoperasikan dan mengelola sistem transportasi udara internasional di masa depan," terang Afen.
Selanjutnya, ICAO juga komit menyelenggarakan seminar dan pelatihan untuk Negara-negara Anggota. Ini fokus pada pertukaran pengetahuan terbaru tentang mata pelajaran lingkungan. Kegiatan ini meningkatkan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan, di dunia penerbangan dan dengan demikian berkontribusi langsung dalam pencapaian SDG 4.
Kesetaraan Gender dan Berdayakan Semua
Sedang SDG kelima, urai Afen, adalah mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Mengakhiri semua diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan sangat penting untuk masa depan yang berkelanjutan karena pemberdayaan perempuan membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Menurut Afen, pencapaian signifikan dalam kesetaraan gender dicapai dalam beberapa dekade terakhir, seperti peningkatan jumlah anak perempuan yang bersekolah, lebih sedikit anak perempuan yang dipaksa menikah dini dan lebih banyak perempuan yang menjabat posisi kepemimpinan.
Namun, aku Afen, ketidaksetaraan gender dalam masyarakat tetap ada dan menghambat kemajuan sosial. Dengan perempuan yang bekerja secara tidak proporsional di pasar tenaga kerja yang tidak aman, mereka lebih rentan terhadap dampak ekonomi dari pandemi. "Hampir 60 persen perempuan bekerja di ekonomi informal, menempatkan mereka pada risiko yang signifikan untuk jatuh ke dalam kemiskinan," urai dia.
Program Kesetaraan Gender ICAO berkontribusi pada SDG ini dengan mempromosikan partisipasi perempuan dan meningkatkan kehadiran mereka di semua posisi profesional dan tingkat pekerjaan yang lebih tinggi di industri penerbangan global.
Program ini mendesak Negara, organisasi penerbangan regional dan internasional, dan sektor penerbangan global untuk menunjukkan kepemimpinan dan komitmen yang kuat dan teguh untuk mempromosikan hak-hak perempuan dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperkuat kesetaraan gender.
ICAO juga bekerja dengan Negara-negara Anggota, mitra dalam industri penerbangan, asosiasi profesional, akademisi, dan sistem PBB pada program dan proyek untuk mengundang gadis-gadis muda ke luar angkasa. "Tujuannya juga untuk memberikan kesempatan pengembangan karir bagi perempuan yang bekerja di bidang penerbangan dengan melakukan tugas profesional di Organisasi," tegas Afen.(helmi)