Jangan Putus, Masjidil Aqso Jadi Cahaya Peradaban Islam
Kamis, 25 Maret 2021, 08:24 WIB
BisnisNews.id -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya, Ustadz Jeje Zaenudin saat Webinar Nasional "Urgensi Masjidil Aqsa Dalam Sejarah dan Peradaban Islam" meminta pahaman umat Islam khususnya generasi muda tetap kuat pada Masjidil Aqso.
Masjid itu pernah dipilih Allah Swt sebagai titik awal mi'raj Nabi Muhammad Saw guna menerima wahyu Sholat lima waktu. Masdijil Aqso juga disebut sebagai cikal bakal cahaya peradaban Islam di dunia.
"Jangan sampai hubungan yang begitu erat antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa ini menjadi terputus dalam pemahaman generasi umat kita," kata Ustadz Jeje dalam webinar yang dihelat diselenggarakan Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI, Jakarta, Rabu (24/3/2021) sore.
Masjidil Aqsa berada di Kota Al-Quds, Yerusalem, Palestina pernah menjafu kilbat umat Islam. ia juga salah satu masjid suci umat Islam, selain Masjidil Haram di Makkah, dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjidil Aqso juga pernah menjadi kiblat pertama umat Islam itu, meski kini berada di bawah penjajahan Zionis Israel.
Ustaz Jeje mengatakan, jangan sampai hubungan Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa terputus dari pemahaman generasi muda. Akibat keterputusan secara politis dan ekonomi. Sehingga seolah-olah Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa tidak menjadi kepedulian seluruh kaum muslimin di dunia.
Ustadz Jeje menegaskan, jangan sampai berpikir masalah yang dihadapi Masjidil Aqso hanya diserahkan kepada bangsa Palestina saja. Umat Islam termasuk di Indonesia harus ikut peduli pada keberadaan dan masa depan Masjidil Aqso.
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) ini menerangkan, umat Islam mengetahui posisi Masjidil Aqso demikian besar, baik dari tinjauan akidah, tinjauan ibadah dan tinjauan muamalah serta peradaban.
"Dari aspek peradaban Islam, kita tahu keterkaitan ideologis dan keterkaitan teologis antara Masjidil Haram dengan Masjidil Aqsa tidaklah mungkin dipisahkan," ujar Ustadz Jeje.
Cahaya Peradaban Islam
Ustaz Jeje menerangkan, Masjidil Haram sebagai awal dari cahaya peradaban Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sementara Masjidil Aqsa adalah bumi para Nabi. Bumi para Nabi ini telah lebih dulu dinyalakan oleh Allah SWT sebagai cikal bakal dari cahaya peradaban Islam yang berbasis kepada nilai-nilai wahyu dan ilahiyah.
Di forum yang sama, Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Buya Amirsyah Tambunan mengatakan, umat Islam dan Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin menyerukan kepada seluruh manusia agar senantiasa menciptakan perdamaian.
Sebagaimana amanat konstitusi yakni UUD 1945, menciptakan perdamaian abadi harus dijadikan acuan. "Dijadikan acuan untuk mengajak seluruh umat di dunia agar senantiasa mengajak dan menghimbau untuk menciptakan perdamaian dunia untuk kemanusiaan, untuk nilai-nilai budaya dan peradaban," jelasnya.
Buya Amirsyah mengajak seluruh umat manusia di dunia untuk mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan tindakan yang merusak nilai-nilai kemanusiaan.
Menurutnya, merusak masjid yang menjadi simbol peradaban dunia dan simbol peradaban umat Islam adalah sikap teroris. "Sikap teroris itu merupakan musuh nyata bagi umat yang ada di dunia ini," tegas Buya Amirsyah Tambunan.(helmi)