Kini 17 Pelabuhan Penyeberangan ASDP Terapkan Transaksi Non-Tunai
Senin, 05 Desember 2022, 19:34 WIB
BISNISNEWS.id - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tuntaskan program digitalisasi pembayaran tiket penyeberangan dari total target 17 pelabuhan di seluruh Indonesia.
Artinya, mulai akhir tahun, pengguna jasa yang melewati penyeberangan ASDP transaksinya wajib non tunai (
(cashless).
Teranyar, pada awal pekan ini ASDP memberlakukan pembayaran tiket penyeberangan Non-tunai di 2 pelabuhan yakni Pelabuhan Pagimana, Luwuk, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Pelabuhan Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Baca Juga
"Alhamdullilah, target sebanyak 17 pelabuhan yang menerapkan pembayaran Cashless tahun ini sudah tercapai 100 persen," kata Corporate Secretary ASDP, Shelvy Arifin,
Shelvy meyakini, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, seluruh penyeberangan ASDP tidak ada lagi transaksi tunai.
" Kami berharap, seluruh pelabuhan ASDP ke depannya dapat menerapkan pembayaran cashless," tutur Shelvy Arifin.
Ke-17 pelabuhan yang menjadi target ASDP dan kini sudah menerapkan pembayaran secara cashless adalah Pelabuhan Bira dan Pamatata (Selayar), Pelabuhan Jepara dan Karimunjawa (Jepara), Pelabuhan Batulicin dan Tanjung Serdang (Batulicin), serta Pelabuhan Bajoe dan Kolaka (Bajoe). Selanjutnya, Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo (Sape), Pelabuhan Tanjung Kelian (Bangka), Pelabuhan Hunimua, Waipirit, Galala, dan Namlea (Ambon), Pelabuhan Pagimana (Luwuk), dan Pelabuhan Gorontalo (Gorontalo).
Diungkapkan, metode pembayaran tiket secara Non-tunai memberikan banyak manfaat bagi pengguna jasa. Pertama, memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan.
Manfaat kedua, transaksi pembayaran mudah, praktis, terhindar dari uang palsu serta mendukung protokol kesehatan Covid-19 untuk mencegah penularan karena meminimalisir kontak dengan petugas loket.
Ketiga, proses transaksi di tollgate lebih ringkas dan cepat serta pengguna jasa dapat lebih nyaman, teratur dan tertib, tidak perlu lagi antre di pelabuhan.
Shelvy mencontohkan dengan diterapkannya metode pembayaran non-tunai atau cashless ini, maka baik masyarakat, wisatawan, hingga pelaku usaha baik di Luwuk dan Gorontalo akan semakin mudah melakukan penyebrangan atau pengiriman hasil buminya.
Kedua, lanjut Shelvy, wilayah tersebut memiliki hasil bumi unggulan yang tentunya membutuhkan akses transportasi yang memadai untuk pendistribusiannya.
Adapun hasil bumi yang berasal dari kedua wilayah tersebut cukup beragam seperti kelapa, ikan laut, dan beras dari Luwuk serta jagung dan gula dari Gorontalo.
Demikian pula, untuk sektor wisata dari kedua wilayah tersebut tentunya akan semakin berkembang seperti Pulo Dua, Air Terjun Piala, Bukit Teletubies, Danau Paisupok, dan Pantai Kilo di Luwuk, serta hiu paus dan Pantai Botutonuoh di Gorontalo.
Shelvy menambahkan, melalui pemberlakuan digitalisasi dalam transaksi pembayaran, ASDP ingin meningkatkan _customer experience_ para pengguna jasa. Dalam tiga tahun terakhir, masyarakat semakin melek dengan perubahan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
"ASDP akan konsisten dalam implementasi program digitalisasi layanan pembayaran tiket penyeberangan ini. Tahun depan, target kami dapat menerapkan pembayaran cashless di lintasan penyeberangan yang beroperasi di pelosok daerah," tutur Shelvy.
Adapun metode pembayaran non-tunai yang diterapkan ASDP terdiri atas payment link melalui opsi layanan Virtual Account, lalu kartu uang elektronik dari Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BCA, serta layanan Dompet Elektronik dari OVO, ShopeePay, LinkAja, dan Dana.(*/Syam)