Korut Ancam Korsel Jika Tetap Latihan Militer Bersama AS
Senin, 02 Agustus 2021, 11:19 WIB
BisnisNews.id - Rencana latihan militer yang akan dilakukan Korea Selatan bersama Amerika Serikat mendapat kecaman dari Kim Yo Jong, yang merupakan adik perempuan pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un.
Bahkan Kim Yo Jong yang juga terkenal kesadisannya itu mengancam Korsel jika tetap menggelar latihan perang bersama AS pada akhir Agustus nanti. Dilansir dari Korea Times, Korea Herald, dan KCNA, Kim Yo Jong mengatakan latihan militer Korsel-AS tersebut akan merusak upaya dua Korea untuk membangun relasi kedua negara.
Pernyataan Yo Jong itu muncul ketika Korut dan Korsel sedang dalam pembicaraan untuk mengadakan pertemuan puncak sebagai bagian dari upaya untuk pemulihan hubungan kedua negara. Untuk diketahui, Korut dan Korsel sejak Selasa (27/7/2021) lalu sedang dalam tahapan diskusi untuk melanjutkan apakah konferensi penyambungan relasi kedua Korea bisa dilanjutkan atau tidak. Sejauh ini pembahasan Korut-Korsel masih sebatas saling menghadiri pertemuan tanpa hasil yang berarti. Padahal pembahasan seputar kemungkinan penyatuan kedua Korea sudah dilakukan Korsel sejak bulan Juni 2000.
Dari laporan KCNA, Kim Yo Jong mengatakan, ”suasana hati” bisa berubah jika Korsel tetap mengadakan latihan militer bersama AS pada akhir Agustus ini. ”Saya melihat ini sebagai pendahuluan yang tidak diinginkan yang secara serius merusak keinginan para pemimpin tertinggi,” ujar Yo Jong
Ia menambahkan, pihak Korut akan terus memantau Korsel terlebih dahulu untuk memastikan adanya itikad baik dalam membangun hubungan relasi kedua negara. ”Pemerintah dan militer akan terus mengawasi apakah Korsel tetap ingin melanjutkan latihan militer yang agresif atau memilih membuat keputusan besar. Pilih harapan atau keputusasaan ? Keputusan itu tidak berada di tangan kami. Tidak bijaksana mengasumsikan bahwa pertemuan tingkat tinggi sudah dekat,” tandas Yo Jong.
Saat ini, AS menempatkan sekitar 28.500 prajuritnya dari berbagai kesatuan di Korsel untuk membantu pertahanan negeri itu kalau diserang Korut. AS dan Korsel sendiri sebenarnya telah mengurangi latihan militer gabungan tahunan secara signifikan untuk memfasilitasi pembicaraan nuklir dengan Pyongyang, yang mengecam latihan tersebut sebagai persiapan untuk invasi. (ind)