Milad Muhammadiyah Secara Sederhana Dan Ikhtiar Untuk Mengatasi Masalah Bangsa
Rabu, 18 November 2020, 17:16 WIB
BisnisNews.id -- Peringatan Milad Muhammadiyah ke-108, Rabu (18/11/2020) berlangsung meriah meski dalam kondisi sederhana. Karena masih dalam situasi pandemi Covid-19, perayaan Milad 108 Muhammamdiyah dilakukan secara daring, yang dipusatakan di tiga tempat berbeda, yaitu Masjid AT Tanwin PP Muhammadiyah Jakarta, kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta dan Auditorium UMS Surakarta.
Beberapa pejabat teras di negeri ini hadir dan memberikan sambutan secara daring, seperti Presdien Joko Widodo, Wapres KH Ma'ruf Amin, mantan Wapres dan Ketua Dewan masjid Indoensia M.Jusuf Kalla dan lainnya termasuk Duber Negara Sahabat di Jakarta.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo langsung hadir dan memberikan sambutan dari Auditorium UMS Surakarta. Dengan mengutip penyair kondang Taufik Ismail, Lurahnya Jawa Tengah itu berpesan, Jadilah beringin yang berdiri kokoh di puncak bukit. Jika tidak, jadikan belukar di pinggir danau. Jika tidak, jadikan rumput yang menjadi media untuk orang banyak berkreasi dan mengaktualisasikan kemampuan dirinya.
Baca Juga
Masih menurut Ganjar, "Jadilah jalan raya agar bisa dilalui orang banyak. Jika tidak, jadilan jalan setapak agar bisa dilalui banyak orang untuk mencari sumber air."
Itulah ajaran dan spirit Muhammadiyah yang diajarkan KH Ahmad Dahlan, yang terus menginspirasi, mencerahkan serta mendorong orang untuk berbuat kebaikan. "Paling tidak, jangan membuat masalah, sehingga justru merepotkan banyak orang," papar Ganjar dalam sambutan singkatnya.
Pidato Milad Muhammadiyah
Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof.Dr.Haedar Nashir dari rumahnya di Yogyakarta menyampaikan pidato miladnya secara online. Menurutnya, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang berdiri sebelum Republik Indonesia merdeka, sesuai Kepribadiannya senantiasa bekerjasama dengan semua kalangan “dalam memelihara dan membangun Negara untuk mencapai Masyarakat Utama, adil, dan makmur yang diridai Allah SWT."
Haedar melanjutkan, Muhammadiyah memperingati Milad ke-108 berada dalam suasana bangsa dan dunia masih menghadapi pandemi covid-19. "Sebagai kaum beriman, pandemi ini merupakan musibah yang harus kita hadapi dengan ikhtiar dan doa yang sungguh-sungguh agar Allah SWT mengangkat wabah ini atas Kuasa dan Rahman-Rahim-Nya," jelas mantan Pimred Majalah Suara Muhammadiyah itu.
Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) dan ‘Aisyiyah dan seluruh komponen gerakannya sejak awal terus berbuat yang maksimal dalam menghadapi sekaligus mencari solusi atas pandemi ini.
"Muhammadiyah mengambil langkah memberi solusi dalam usaha kesehatan, sosial-ekonomi, edukasi masyarakat, dan panduan keagamaan hasil ijtihad Tarjih," papar Haedar.
Alhamdulillah, papar Gru Besar UMY itu, kiprah Muhammadiyah memperoleh apresiasi dari berbagai pihak dan masyarakat luas. Mark R. Woodward, seorang antropolog ternama dari Arizona State University AS, secara khusus menulis “Holidays in the Plague Year: Lesson from the Indonesian Muhammadiyah Movement” (31/3/2020).
Dia menilai Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi covid-19 telah mengajarkan praktik baik cara beragama yang tekun, taat, dan rasional. Muhammadiyah sigap mempromosikan praktik keagamaan yang adaptatif dalam menghambat penyebaran covid-19.
Peneliti “Islam Jawa” tersebut berharap Muhammadiyah menjadi teladan global dalam menghadapi pandemi, bukan hanya bagi komunitas muslim di Asia Tenggara, India dan Timur Tengah, tapi juga untuk komunitas Protestan Amerika.
Menjelang Milad ini melalui MCCC, Muhammadiyah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas kinerjanya dalam melawan covid-19. Penghargaan tersebut diberikan dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-56 tanggal 12 November 2020.
Semuanya, menurut Haedar, merupakan bukti, jika Muhammadiyah berbuat baik wujud dari amal saleh dengan ikhlas, maka kiprahnya akan memeperoleh dukungan positif dari masyarakat luas. Allah mengajarkan kepada kita bahwa: ?Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (QS al?Isr?’: 7).
Ikhtiar Menghadapi Pandemi
Muhammadiyah terus berikhtiar agar usaha menghadapi pandemi makin ditingkatkan dan tidak boleh surut. Pandemi covid-19 ini telah membawa dampak sangat luas dalam kehidupan.
Data dunia pada 15 November 2020 menunjukkan jumlah kasus tersebar di 189 negara yang terkonfirmasi mencapai 54.780.802 juta, kematian 1.323.841 juta jiwa, serta pasien sembuh 35,7 juta orang.
Di Indonesia pada 15 November 2020 tercatat naik menjadi 467.113 kasus, pasien sembuh 391.991 orang, dan meninggal 15.211 orang. Pandemi ini sungguh belum berakhir. Karenanya, Muhammadiyah mengajak semua pihak dan warga bangsa untuk bersama-sama berusaha menghadapi musibah ini dengan segala ikhtiar yang maksimal.
"Tegakkan aturan serta disiplin protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya. Umat Islam dan warga Persyarikatan Muhammadiyah harus menunjukkan uswah ?asanah dan menjadi pemberi solusi hadapi pandemi yang berat ini," pesan Haedar.
Setelah sembilan bulan semua berjuang dengan prihatin, kita harus tetap disiplin dan waspada, serta tidak boleh lengah sebagai wujud sikap keislaman yang berakhlak karimah dan ra?matan lil-‘?lam?n.
"Setiap pengabaian dan kelalaian dapat berdampak luas pada keselamatan jiwa sesama serta membuat proses yang sudah tercipta baik akan kembali tidak kondusif. Kaum muslimin pengikut Nabi hendaknya mengikuti uswah ?asanah Nabi dalam seluruh perilaku kehidupan. Nabi dimaklumatkan Allah sebagai figur berakhlak utama," tandas Haedar Nashir.(helmi)