PBB Desak Israel Hentikan Penggusuran Paksa di Yerusalem Timur
Sabtu, 08 Mei 2021, 18:10 WIB
BisnisNews.id - Perserikatan Bangsa Bangsa mendesak Israel segera menghentikan penggusuran paksa yang sedang terjadi di Yerusalem Timur. PBB menilai tindakan Israel itu akan membuahkan kejahatan perang jika pihak Israel bersikeras melanjutkan aksinya itu.
”Kami meminta Israel segera membatalkan semua penggusuran paksa tersebut. Kami ingin menekankan bahwa Yerusalem Timur tetap menjadi bagian dari wilayah Palestina, di mana hukum humaniter internasional berlaku,” tegas juru bicara kantor Hak Asasi PBB Rupert Colville kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip dari situs Aljazeera, Sabtu (8/5/2021).
Ia juga mengatakan bahwa kekuatan pendudukan (Yahudi Israel) tidak dapat menyita properti pribadi di wilayah pendudukan. ”Memindahkan penduduk sipil ke wilayah pendudukan adalah ilegal di bawah hukum internasional, dan mungkin merupakan kejahatan perang,” kata Colville.
Peringatan dari Colville itu merupakan reaksi atas penangkapan berturut-turut yang dilakukan aparat Israel terhadap 15 warga Palestina yang memprotes ancaman penggusuran terhadap empat keluarga Palestina di wilayah Sheikh Jarrah. Penangkapan selanjutnya dipicu sengketa tanah selama bertahun-tahun antara penduduk Palestina dan pemukim Yahudi di distrik strategis dekat Kota Tua Yerusalem.
”Kami juga menyerukan Israel untuk menghormati kebebasan berekspresi, termasuk dengan mereka yang memprotes penggusuran, dan untuk menahan diri secara maksimal dalam penggunaan kekerasan,” tegas Colville.
Sementara itu, dilansir dari Arab News, Koordinator khusus PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland juga mendesak Irael untuk menghentikan penghancuran dan penggusuran sejumlah kawasan pengungsi Palestina di Sheikh Jarrah, tepi Barat. Ia mengatakan bahwa aktivitas penggusuran pengungsi Palestina di Syekh Jarrah dan lingkungan lain di Yerusalem Timur sangat memprihatinkan.
Wennesland turut menyayangkan kekerasan yang sudah terjadi sejak awal bulan Ramadhan. ”Dalam beberapa hari terakhir saja, dua warga Palestina, termasuk seorang wanita dan seorang anak, tewas dalam insiden terpisah oleh pasukan keamanan Israel dalam konteks bentrokan atau penyerangan,” kata Wennesland. Selain itu, ditambahkan Wennesland, seorang Israel dibunuh oleh seorang Palestina dalam penembakan drive-by, dan beberapa lainnya terluka.
Wennesland mengatakan pelaku kekerasan di semua sisi harus dimintai pertanggungjawaban dan segera dibawa ke pengadilan. ”Saya menyerukan kepada para pemimpin politik, agama dan masyarakat di semua sisi untuk berdiri teguh melawan kekerasan, hasutan dan retorika yang menghasut,” tandasnya.
Di lain pihak, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris mendesak Israel untuk menghentikan keputusannya untuk lebih lanjut membangun permukiman baru di Tepi Barat. Melalui pernyataan bersama, negara-negara Eropa tersebut mendesak pemerintah Israel untuk membatalkan keputusannya yang hendak membangun 540 unit permukiman di daerah Har Homa E di Tepi Barat.
”Jika diterapkan, pembangunan permukiman di Har Homa akan menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada prospek Negara Palestina yang layak,” tulis lima negara itu dalam sebuah pernyataan bersama.
Untuk diketahui, Kota Yerusalem berisi berbagai situs suci bagi tiga agama dunia, yakni Yudaisme, Islam dan Kristen, sehingga menampatkan Yerusalem berada di jantung konflik Israel-Palestina.
Israel sendiri saat memenangkan peperangan pada 1967 merebut Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Sementara di sisi lain, Otoritas Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan, dan sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman yang dibangun Israel di sana dan di seluruh Tepi Barat yang didudukinya adalah ilegal.
Pencaplokan Israel atas Yerusalem Timur yang diduduki juga tidak diakui oleh mayoritas pemimpin dunia. Warga Palestina telah lama menunjuk pada serangkaian kebijakan yang disetujui negara yang dirancang untuk memperluas kehadiran Israel-Yahudi di kota dengan mengorbankan penduduk Palestina, mulai dari pembongkaran rumah, pelecehan polisi setiap hari, dan perluasan pemukiman, termasuk di pemukiman Sheikh Jarrah. (ibe)