Perlu Perbaikan Penanganan Angkutan dan Bongkar Muat Ternak Dengan Kapal Laut
Rabu, 22 Juni 2022, 08:51 WIB
BisnisNews.id - Setijadi, Chairman Supply Chain Indonesia mengatakan, penggunaan kapal khusus ternak juga sangat penting dalam perbaikan transportasi ternak. Kondisi dan fasilitas kapal biasa yang tidak memadai untuk ternak dapat berdampak buruk. Misalnya, sapi mengalami heat stroke yang dapat berujung pada kematian akibat ditempatkan pada palka bawah yang kondisinya sangat panas.
"Pemerintah perlu melakukan penataan dan pengembangan rantai pasok secara end-to-end untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses secara keseluruhan," kata Setijadi di Jakarta.
Sebelumnya, berdar video proses penurunannya yang dilakukan menggunakan crane dengan mengikat leher sapi merupakan salah satu bentuk kesalahan penanganan. Dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Diperlukan perbaikan proses transportasi hewan ternak untuk mengurangi kerugian berupa penyusutan bobot dan mutu ternak selama perjalanan (akibat dehidrasi, luka, dan sebagainya.
Perkiraan kerugian hingga Rp 1,625 triliun per tahun itu berdasarkan asumsi penyusutan sekitar 10% bobot sapi sebanyak 1 juta ekor per tahun. Bobot rata-rata sapi sekitar 325kg/ekor dan harga per kg bobot hidup sapi sebesar Rp50.000.
Perbaikan Dari Hulu - Hilir
Pada sisi hulu, perlu penataan dan pengembangan prosedur dan penataan kelembagaan untuk proses konsolidasi ternak karena para peternak di Indonesia umumnya memelihara sapi potong dalam jumlah kecil.
Selain di pelabuhan, perlu disiapkan infrastruktur pendukung seperti sarana bongkar muat di berbagai simpul transportasi lainnya. Penyiapan armada (truk) juga harus disiapkan, baik untuk pengiriman ternak dari sentra pemasok ke pelabuhan keberangkatan, maupun dari pelabuhan tujuan ke rumah potong hewan (RPH).
Pada sisi hilir, kapasitas dan fasilitas di RPH harus memenuhi standardisasi teknis dan proses, sehingga diperoleh kecepatan proses, serta kualitas dan keamanan daging sapi. Selanjutnya, dilakukan perbaikan prosedur dalam pendistribusian daging dari RPH ke jaringan ritel termasuk pasar tradisional.(hel/Helmi)