Ratusan Perusahaan Arab Saudi Siap Terima Jamaah Umrah International
Rabu, 28 Juli 2021, 13:46 WIB
BisnisNews.id -- Perusahaan di Arab Saudi sudah siap melayani kedatangan jamaah umroh international, termasuk dari Indonesia. Prosedur Kesehatan yang ketat menjadi solusi penyelenggaraan Umrah yang aman. Mekanisme protokol kesehatan global harus mampu menjamin jamaah yang datang bebas dari Covid-19.
Chairman World Hajj and Umrah Care Foundation (WHUC), Mohsin Tutla berpendapat Pandemi Covid-19 telah mengubah lansekap pelayanan Haji dan Umrah. Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan, telah melemahkan kekuatan dari industri perjalanan ke Tanah Suci. Tapi kini optimis mulai mucul, dan tantangan yang ada tidak akan mengganggu pembukaan kembali kedataan jamaah umrah asing ke Arab Saudi bisa diantisipasi dengan baik.
“Kunci dari pemulihan dan pembangkitan kembali industri Haji & Umrah bergantung pengembangan mekanisme protokol kesehatan global yang menjamin jamaah yang datang bebas dari paparan covid-19. Dan kembali ke negaranya dalam keadaan sehat,’’ kata Mohsin dalam siarra resmi yang diterima BisnsNews.id, Rabu (28/7/2021)
Sebelumnya, ratusan Perusahaan di Arab Saudi di Makkkah, Rabu (28/7/2021) menegskan komitmtennya dan bersiap untuk menerima kembalinya jamaah umrah asing yang telah tervaksinasi mulai 9 Agustus tahun ini. Melalui platform daring, jamaah akan diberikan akses ke 500 perusahaan penyedia layanan penerbangan, transportasi, hotel, dan penyedia jasa umrah. Data dari Komite Nasional Haji dan Umrah Saudi Arabia menyatakan sekitar 30 website dan platform akan tersedia untuk reservasi umroh dari negara asing.
Untuk itu, kata Mohsin, WHUC mengembangkan program Hajj & Umrah Safe Corridor atau Koridor Keselamatan Jamaah Haji dan Umrah. Program WHUC ini menerapkan prosedur standar protokol kesehatan sejak dari negara asal jamaah, selama perjalanan, selama beribadah di Saudi Arabia, hingga protokol kesehatan saat kembali ke negara masing-masing.
WHUC juga sudah menjalin kerjasama dengan institusi kesehatan di berbagai negara asal jamaah Umrah. “Saat ini program koridor keselamatan haji dan umrah sudah di aplikasikan di 25 negara di seluruh dunia,” ujar Mohsin.
Lebih lanjut lagi, Mohsin percaya keinginan para jamaah umrah untuk mengunjungi tanah suci dan melaksanakan ibadah disana akan melampaui hambatan apapun, termasuk pandemi. Oleh karena itu, sekalipun secara angka jumlah jamaah haji akan berkurang sekitar 40% karena adanya persyaratan vaksinasi dan jamaah yang terpaksa mengundurkan diri karena terbukti positif setelah tes PCR.
Mohsin optimis kemajuan teknologi akan membantu industri haji & umrah dalam menghadapi pandemi. “WHUC telah bekerja sama dengan lebih dari 200 lembaga dan mitra terkait untuk mengembangkan mekanisme keamanan terbaru lewat implementasi dari Program Hajj and Umrah Safe Corridor," katanya penuh optimisme.
Muslim Indonesia Rindu Tanah Suci
Sementara itu, Regional Relationship Manager WHUC untuk Indonesia, Raihan Sujatmoko berpendapat keberadaan perwakilan WHUC di Indonesia adalah untuk membantu umat Islam di Indonesia yang telah rindu Tanah Suci untuk bisa mewujudkan keinginannya kembali dalam mengunjungi tanah suci. Raihan juga menjawab kekhawatiran publik mengenai masuknya Indonesia ke dalam daftar negara yang dilarang masuk ke Arab Saudi.
“Kami terus berkoordinasi dengan otoritas haji dan umrah Arab Saudi untuk membuat umrah menjadi lebih inklusif bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, kita mengkampanyekan program Tes PCR Otentik untuk para jamaah haji asing yang ingin melaksanakan umrah. Tujuannya adalah agar perjalanan jamaah ke tanah suci hingga balik dari tanah suci semuanya 100% bebas dari Virus Covid-19.”Jelas Raihan.
Untuk mencapai tujuannya, Raihan menjelaskan bahwa pihaknya telah menghubungi fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan laboratorium kesehatan untuk menjadi mitra WHUC dalam mewujudkan perjalanan umrah yang aman dari virus Covid-19.
“Saat ini kami telah bekerja sama dengan beberapa fasilitas kesehatan di dua kota di Indonesia yaitu, Jakarta dan Surabaya. Kami masih membuka diri untuk bekerja sama dengan fasilitas kesehatan di kota lain,” tandas Raihan.(helmi)