Serangan Brutal Israel, 212 Orang Tewas Termasuk 61 Anak-anak
Selasa, 18 Mei 2021, 17:48 WIB
BisnisNews.id - Hari ke 9 bentrokan antara pejuang Palestina melawan zionis Israel sudah menelan 212 korban jiwa di pihak Palestina. Sementara Israel sendiri mengklaim telah membunuh setidaknya 150 pejuang Hamas dalam serangan artileri darat maupun rudal dari udara.
Namun sejak ancaman ultimatum yang dilontarkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada Rabu (12/5/2021) lalu yang mengatakan akan mengerahkan ribuan serdadu infanteri untuk menganeksasi Kota Gaja hingga kini tidak terbukti.
Dilansir dari situs Jpost.com, Al Jazeera, maupun Reuters, dari 212 korban jiwa di Gaza termasuk 61 anak-anak dan sekitar 21 wanita. Sedangkan yang terluka setidaknya mencapai 1.500 orang. Hingga Selasa (18/5/2021), serangan brutal Israel terus berlanjut ke Jalur Gaza. Israel sendiri mengumumkan di pihaknya 10 orang tewas termasuk dua anak-anak akibat tembakan roket dari pihak Hamas ke kota-kota di Israel seperti di Kota Ashkelon dan Kota Beersheba di Israel.
Presiden Perancis Tuntut Penjelasan Israel
Terkait saling serang itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden saat menghubungi Netanyahu meminta kedua pihak untuk melakukan gencatan senjata. Sedangkan Presiden Perancis Emmanuel Macron menuntut penjelasan Israel terkait kondisi dan alasan di balik serangan udara yang mereka lakukan terhadap sebuah gedung di Kota Gaza yang menampung sejumlah organisasi media, termasuk Al-Jazeera dan Associated Press. Permintaan penjelasan itu disampaikan Macron langsung di sela-sela konferensi untuk Sudan di Paris, Senin (17/5/2021) waktu setempat.
”Keselamatan para jurnalis dan mereka yang bekerja untuk kebebasan berbicara dan berekspresi, perlindungan terhadap mereka adalah tanggung jawab yang sangat penting. Kedutaan kami sedang menangani masalah ini, dan kami menunggu penjelasan dari Netenyahu,” lontar Macron, seperti dikutip dari AFP, Selasa (18/5/2021).
Macron juga mengumumkan bahwa Paris saat ini sedang berupaya untuk menegakkan gencatan senjata untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung dalam konflik Israel-Palestina. Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sebelumnya yang juga menuntut penjelasan dari Israel karena menghancurkan gedung tersebut dalam serangan udara mereka.
Israel sendiri berdalih bahwa gedung tersebut sebagian digunakan oleh kelompok militan Hamas untuk operasi intelijen. Namun Kantor Berita Associated Press menuntut bukti atass tudingan Israel itu. Pengawas media internasional yang berbasis di Paris Reporters Without Borders juga mendesak Jaksa Mahkamah Pidana Internasional menyatakan pemboman tersebut sebagai kejahatan perang. (ibe)