Taiwan Siap Berperang Dengan China

Pasukan Taiwan sedang menggelar latihan menghadapi china. (istimewa/youtube)
BisnisNews.id - Rencana China yang hendak ”mencaplok” Taiwan yang diklaim China sebagai salah satu provinsinya rupanya akan mendapat perlawanan keras dari Taiwan.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu yang menegaskan kalau negaranya akan berjuang sampai akhir jika China menyerang.
Dilansir dari washingtonpost.com dan reuters.com, disebutkan Menlu Joseph Wu kalau pendukung mereka, yakni Amerika Serikat (AS) sudah melihat bahwa bahaya itu dapat terjadi di tengah meningkatnya tekanan militer China, termasuk latihan kapal induk, di dekat Taiwan.
Bukan hanya itu, Taiwan juga mengeluhkan adanya aktivitas militer berulang kali pihak China dalam beberapa bulan terakhir, yang mana pesawat-pesawat tempur dari Angkatan Udara China hampir setiap hari melakukan manuver provokasi di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.
”Dari pemahaman saya yang terbatas tentang pembuat keputusan di Amerika Serikat yang mengamati perkembangan di wilayah ini. Mereka dengan jelas melihat bahaya kemungkinan China melancarkan serangan terhadap Taiwan,” lontar Joseph Wu, dikutip dari washingtonpost.com, Rabu (7/4/2021).
Ia pun menegaskan kalau pihaknya akan membela diri sampai akhir kalau memang diserang China. ”Kami bersedia membela diri. Dan kami akan berperang jika kami perlu berperang. Dan jika kita perlu mempertahankan diri kita sendiri sampai hari terakhir,” tegas Wu.
Terkait pengiriman konvoi kapal induk China ke dekat Taiwan, dan manuver 10 pesawat tempur China di zona udara Taiwan, menurut Wu hal tersebut adalah sinyal penting militer China yang akan menyerang china. Meskipun di saat yang sama China mengirim ucapan belasungkawa atas kecelakaan kereta api di Taiwan.
”Di satu sisi mereka ingin memikat rakyat Taiwan dengan mengirimkan ucapan belasungkawa, tetapi pada saat yang sama mereka juga mengirimkan pesawat militer dan kapal militer mereka lebih dekat ke Taiwan dengan tujuan untuk mengintimidasi rakyat Taiwan,” ujar Wu.
AS sendiri sebagai pendukung dan pemasok senjata terpenting ke Taiwan, telah mendorong pihak Taipei untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi ”landak” yang sulit diserang China. Wu pun mengatakan pihaknya bertekad untuk meningkatkan kemampuan militer mereka dan membelanjakan lebih banyak anggaran untuk sistem pertahanan mereka. ”Pertahanan Taiwan adalah tanggung jawab kami. Kami akan mencoba segala cara yang kami bisa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kami,” tegas Wu lagi."
Kementerian Pertahanan Taiwan sendiri mengumumkan kalau mereka akan menggelar delapan hari latihan perang untuk mengantisipasi serangan China. Latihan perang itu akan dibagi dua tahap, yakni tahap pertama latihan perang berbasis simulasi komputer dan pertahanan pos komando, serta latihan tembak langsung pada tahap ke dua.
”Latihan perang ini dirancang berdasarkan ancaman musuh terberat, yang mensimulasikan semua skenario yang mungkin terjadi pada invasi musuh terhadap Taiwan,” ungkap Mayor Jenderal Liu Yu-Ping kepada wartawan.
Pada latihan perang tahap ke dua, militer Taiwan akan memobilisasi sekitar 8 ribu tentara cadangan untuk bergabung dalam latihan tembak-menembak, anti-pendaratan, dan pelayanan rumah sakit untuk penanganan korban.
Untuk diketahui, sejak perang saudara di China antara pihak Komunis pinpinan Mao Tse Tung dengan pihak nasionalis pimpinan Koumintang yang berakhir pada 1950 dengan kemenangan di pihak komunis. Membuat pasukan nasionalis Koumintang mengungsi ke Taiwan hingga akhirnya menjadi negara Taiwan. Namun pihak komunis yang menguasai daratan China tidak pernah mengakui pemerintah Taiwan hingga kini. Bahkan Presiden China Xi Jinping mengatakan penyatuan dua pihak tidak dapat ditunda tanpa batas waktu. Taiwan pun diklaim sebagai salah satu dari provinsi negara komunis China. (ibe)