Temuan Baru 110 Silo Nuklir China Bikin AS Semakin Cemas
Rabu, 28 Juli 2021, 16:32 WIB
BisnisNews.id - Setelah penemuan foto satelit Amerika Serikat adanya 145 fasilitas peluncuran rudal balistik nuklir antar benua alias silo nuklir di gurun pasir Yumen Provinsi Gansu China pada akhir Juni lalu. Kali ini foto satelit AS kembali menemukan pembangunan ladang silo China berisi 110 fasilitas peluncuran rudal balistik di padang gurun Hami di bagian timur Provinsi Xinjiang China.
Dilansir dari New York Times dan India Today, temuan yang dilaporkan resmi Federasi Ilmuwan Amerika (AFS) kepada Departemen Pertahanan AS dan para anggota Kongres AS telah memicu kekhawatiran.
”Ini adalah kedua kalinya dalam dua bulan publik mengetahui apa yang telah kami katakan selama ini tentang meningkatnya ancaman yang dihadapi dunia, dan tabir kerahasiaan yang mengelilinginya,” demikian pernyatan Komando Strategis Amerika Serikat (AS) dalam tweet yang ditautkan ke artikel New York Times tentang laporan AFS ini.
Sementara anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner yang juga anggota Sub Komite Angkatan Bersenjata DPR AS untuk Pasukan Strategis, mengatakan pembangunan nuklir China belum pernah terjadi sebelumnya dan menjelaskan bahwa pembangunan itu adalah menyebarkan senjata nuklir untuk mengancam AS dan sekutunya.
Turner juga mengatakan penolakan China untuk merundingkan kontrol senjata harus menjadi perhatian dan dikutuk oleh semua negara yang bertanggung jawab. Sedangkan anggota Partai Republik Mike Rogers mengatakan pembangunan silo nuklir China menunjukkan perlunya memodernisasi penangkal nuklir AS dengan cepat.
Silo nuklir baru yang sedang dibangun China itu diketahui pengerjaan konstruksinya dimulai pada Maret 2021 lalu. Silo nuklir tersebut berada di bagian timur Xinjiang, tidak jauh dari salah satu kamp ”pendidikan ulang” China yang terkenal di kota Hami. ”Pembangunan silo di Yumen dan Hami merupakan perluasan paling signifikan dari persenjataan nuklir China yang pernah ada,” tulis Matt Korda dan Hans M. Kristensen dalam studi lapangan silo baru .
Selama beberapa dekade, mereka mencatat, China telah mengoperasikan sekitar 20 silo untuk rudal besar berbahan bakar cair, yang disebut DF-5. Tetapi ladang yang baru ditemukan, digabungkan dengan jarak ratusan mil di Yumen, di timur laut Cina, yang ditemukan oleh Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Monterey, California, akan memberi negara itu sekitar 230 silo baru. Keberadaan lapangan pertama itu, sekitar 120 silo, dilaporkan sebelumnya oleh The Washington Post .
Seperti telah diberitakan sebelumnya, China diduga telah membangun 145 silo nuklir baru di padang pasir di Provinsi Gansu. Sementara pakar nuklir AS Jeffrey Lewis menyebutkan bahwa silo rudal China tersebut tersebar di lahan seluas lebih dari 700 mil persegi di dekat Yumen.
Sedangkan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm menyebutkan kalau China saat ini diyakini memiliki sekitar 350 hulu ledak nuklir, atau 30 hulu ledak lebih banyak dibandingkan pada tahun lalu.
Kepala pasukan nuklir AS pada April lalu juga telah memperingatkan ’ekspansi menakjubkan’ dari kemampuan nuklir China. Namun Lewis mengatakan jumlah silo tidak selalu berkorelasi dengan jumlah rudal, namun bisa menjadi ”shell game” untuk menyamarkan sebagian rudal yang disimpan, dan memastikan pihak lain dalam perang tidak akan tahu persis di mana rudal-rudal itu berada.
”Sehingga kami tidak tahu apakah jumlahnya 12 atau 120. Namun ini adalah perkembangan yang mengkhawatirkan,” ujar Lewis. Meskipun Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebulan lalu mengatakan kalau negaranya menganut prinsip untuk tidak menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu.
Namun dalam laporan tahun 2020 kepada Kongres, Pentagon memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China di angka ’200-an’ dan mengatakan itu diproyeksikan setidaknya dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya. Analis mengatakan Amerika Serikat saat ini memiliki sekitar 3.800 hulu ledak, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.
Satu Nuklir China Dapat Meratakan Satu Kota Besar
China sendiri saat ini telah siap mengoperasikan rudal nuklir antar benua yang dinamakan Rudal
Dongfeng 41 atau DF-41 dengan julukan ’senjata kiamat mutakhir’. Dengan kapasitas dan kecanggihannya, rudal tersebut mampu melenyapkan targetnya dalam sekejap.
Menurut tulisan Benedict Brook yang dikutip dari News.com.au, rudal Dongfeng 41 mampu menjangkau AS hanya dalam waktu 30 menit dengan kecepatan puncak hingga Mach 25 atau 25 kali lebih cepat dari kecepatan suara atau 30.950 KM/jam. Sedangkan rudal nuklir tercanggih AS yang dinamakan Minuteman III hanya mampu mencapai kecepatan puncak sebesar Mach 24.
Bukan hanya itu, Dongfeng 41 juga memiliki teknologi Multiple Independently Targetable Re-entry Vehicles (MIRV) yang mampu menghantarkan 10 hulu ledak untuk target yang berbeda di tempat terpisah.
Dr Malcolm Davis yang merupakan analis senior di bidang strategi dan kemampuan pertahanan di Australian Strategic Policy Institute (ASPI) mengatakan bahwa Dongfeng 41 merupakan rudal balistik antarbenua tercanggih yang membawa hulu ledak dengan daya hancur yang mematikan.
Menurutnya, jika AS saja bisa menjadi target Dongfeng 41 dengan mudah, maka kota-kota besar lain di dunia mengalami hal yang sama. ”Rudal itu dapat membawa beberapa hulu ledak nuklir, masing-masing hingga 10 hulu ledak dengan hasil sekitar 150 kiloton (setara 150 ribu ton TNT), atau satu hulu ledak dengan hasil hingga 3 megaton (jutaan ton TNT),” ungkap Davi.(Indra)