Belasan Penumpang KM Arista Meninggal, KPLP Syahbandar Makassar Kerahkan Dua Kapal Patroli
Kamis, 14 Juni 2018, 04:00 WIBBisnisnews.id - Kapal Patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, hingga Rabu (13/6/2018) malam terus mencari korban tenggelamnya kapal nelayan KM. Arista yang diperkirakan mengangkut 30 orang .
Seperti diketahui, Kapal KM. Arista jenis Jolloro berat GT.6 yang bertolak dari Pelabuhan Paotere tujuan Pulau Barrang Lompo pada hari Rabu 13 Juni 2018 pukul 13.30 WITA mengalami kecelakaan dan tenggelam di perairan Pulau Khayangan.
Kepala Syahbandar Utama Makassar, Victor Viki Subroto mengatakan, hingga pukul 18.00 WITA, dua unit Kapal Patroli KPLP yang telah tergabung dengan tim SAR terus melakukan pencarian korban yang hilang namun dikarenakan waktu maka pencarian korban tersebut dihentikan sementara dan akan dilanjutkan kembali, Kamis (14/6/2018).
Victor menegaskan, kapal tersebut merupakan kapal yang biasanya memuat ikan namun pada saat kejadian mengangkut penumpang yang akan berbelanja keperluan Lebaran ke Makassar.
"Tentunya karena KM. Arista itu bukan kapal penumpang maka tidak ada manifest penumpang sehingga kapal tersebut berangkat tanpa Surat Persetujuan Berlayar (SPB). "Berangkatnya tanpa sepengetahuan kami selaku regulator di Pelabuhan," ujar Victor.
Pihak Kesyahbandaran Utama Makassar, ungkap Victor sangat menyesalkan kejadian tersebut terus terjadi mengingat selama ini Pemerintah terus menerus mensosialisasikan pentingnya keselamatan pelayaran kepada masyarakat.
Adapun jumlah penumpang yang diangkut belum dapat dipastikan namun informasi dari pemilik kapal pada saat itu memuat sekitar 30 penumpang.
"Kami tidak tahu berapa kepastian jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal tersebut karena tidak adanya manifest. Namun demikian, kami terus melakukan pencarian korban kapal tersebut yang belum ditemukan," ujar Victor.
Selanjutnya, Victor mengatakan bahwa pihaknya akan meningkatkan pengawasan terhadap aspek keselamatan kapal-kapal di Pelabuhan Makassar dan tidak ada toleransi terhadap kekurangan dalam pemenuhan aspek keselamatan pelayaran sebelum berangkat.
"Dengan adanya kejadian ini, tentunya kami prihatin dan menyampaikan turut berduka cita atas jatuhnya korban tenggelamnya kapal KM. Arista. Semoga kedepan tidak lagi ada kecelakaan serupa. Tidak bosan-bosannya kami memberitahukan kepada masyarakat agar selalu taati peraturan, jangan menggunakan kapal yang bukan peruntukannya dan laporkan kepada petugas dilapangan bila ditemukan adanya kendala atau permasalahan," kata Victor.
Speedboat KM. Albert Dievakuasi
Sementara itu, speedboat KM. Albert yang juga mengalami kecelakaan laut Rabu pagi (13/6/2018) di Pulau Maspari, Sumatera Selatan berhasil dievakuasi.
Direktur KPLP, Junaidi mengatakan, kapal speedboat tersebut mengangkut 30 orang termasuk nakhoda dan dua awak kapal bertolak dari Dermaga Speedboat Kampung Suka Damain, Toboali Kabupaten Bangka Selatan dengan tujuan Dusun Sungai Pasir, Ogan Sumatera Selatan.
Adapun para penumpang diselamatkan nelayan Sungai Kong, Sumatera Selatan dan kapal KM Albert sudah ditarik ke Kampung Sungan Pasir, Sumatera Selatan.
"Adapun 25 orang penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat, Nakhoda berserta dua orang awak kapal juga berhasil diselamatkan dan dua orang penumpang meninggal dunia," kata Junaidi.
Junaidi mengatakan bahwa pada saat kejadian cuaca sedang buruk dan ombak tinggi terjadi di perairan tersebut. Oleh karena itu, Junaidi mengingatkan agar Nakhoda kapal harus memperhatikan cuaca sebelum berangkat.
"Ditjen Perhubungan Laut rutin mengeluarkan maklumat pelayaran tentang cuaca. Oleh karena itu, kami meminta semua pihak terutama Nakhoda kapal agar memperhatikan cuaca sebelum berangkat agar kejadian serupa dapat dihindari dikemudian hari," jelasnya. (Syam S)