Buntut Pernyataan Piting Panglima TNI, Kapuspen Luruskan Salah Pengertian Masyarakat
Kamis, 21 September 2023, 15:42 WIB BISNISNEWS.id - Menyusul viralnya pernyataan Panglima TNI di media sosial, terkait satu anggota piting satu orang anggota masyarakat peserta demo kasus Rempang Kepulauan Riau.
Pernyataan Panglima TNI yang ada dalam video itu menurut Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono telah disalah artikan, padahal yang sebenarnya anggota TNI diperintahkan merangkkul masyarakat Kepulauan Rempang.
Berikut ini penjelasan lengkap Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono terkait video viral tersebut.
Ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut, karena konteksnya berbeda.
“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” ujar Kapuspen TNI dalam keterangan tertulisnya yang yang telah disampaikan di Ruang Balai Wartawan, Puspen TNI, Jumat (15/9/2023).
Lebih lanjut Kapuspen TNI menyampaikan bahwa Panglima TNI menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat/senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang, hal tersebut untuk menghindari korban, sehingga lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.
“Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” ujarnya.
Terkait bahasa piting memiting itu sebenarnya hanya bahasa prajurit, karena disampaikan di forum prajurit, yang berarti setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.
“Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” sambungnya.
Namun Laksda Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini, Panglima TNI sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan, sudah cukup menjadi pembelajaran banyaknya korban di kedua belah pihak baik aparat atau masyarakat akibat konflik ini.
“Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” jelasnya. (valen/Syam)