Ditjen Udara Jelaskan Kronologi Hilangnya Helikopter PT. Eastindo Air
Selasa, 02 September 2025, 19:13 WIB
BISNISNEWS.id - Terkait hilangnya Helikopter tipe BK117-D3 (H 145 ) registrasi PK-RGH milik PT. Eastindo Air, pada 1 September 2025, Ditjen Perhububgan Udara Kementerian Perhubungan terus melakukan pencarian.
Dilaporkan, helikopter tersebut lost contact pada 1 September 2025 dalam penerbangan dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam di Kotabaru menuju Bandar Udara Tjilik Riwut di Palangkaraya.
Helikopter PK-RGH lepas landas dari Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam pada pukul 08.46 WITA dan dijadwalkan tiba di Bandar Udara Tjilik Riwut pukul 10.15 WITA.
Helikopter melakukan kontak dengan radio VHF (Very Hight Frequency) Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam terakhir pada pukul 08.54 WITA dan setelah itu tidak lagi terdeteksi.
AirNav Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam langsung menginformasikan kejadian ini ke AirNav Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarmasin, yang selanjutnya meneruskan laporan ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Banjarmasin.
Adapun lokasi perkiraan kejadian diperkirakan 4 kilometer dari kawasan Air Terjun Mandin Damar pada koordinat 3°6'54.58"S 115°41'21.62"E, dengan jarak tempuh darat sekitar 71,5 km dari USS Batulicin dengan memakan waktu sekitar 7 jam perjalanan.
Helikopter PK-RGH membawa 8 (delapan) penumpang yang saat ini statusnya masih dalam pencarian. Delapan orang tersebut termasuk 1 pilot, 1 co-pilot dan 6 orang penumpang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa menyampaikan, “Saat ini kami sedang melakukan operasi pencarian dan upaya pertolongan.”
Operasi SAR telah dimulai sejak 1 September pukul 12.20 WITA oleh gabungan tim SAR. Setidaknya ada 6 (enam) tim yang terlibat yakni Kantor SAR Banjarmasin sebanyak 5 personel, Pos SAR Kotabaru sebanyak 5 personel, USS Batulicin sebanyak 4 personel, Brimob Tanah Bumbu, BPBD yang merupakan tim dari Batulicin dan Hulu Sungai Selatan, serta TNI/Polri Udara.
“Hingga saat ini, pencarian melalui jalur darat masih terus dilakukan dengan estimasi lokasi pencarian berada 1,5 km dari titik terakhir komunikasi namun belum ditemukan asap atau reruntuhan badan helikopter,” ujar Lukman.
Kondisi medan yang berat dan vegetasi lebat menjadi faktor penghambat utama, ditambah dengan kendala komunikasi di lapangan.
Sebanyak 4 Helikopter SAR dikerahkan yakni Heli Polisi (AW 169) yang sudah mendarat di Banjarmasin, Heli BNPB Elang Nusantara yang sedang menuju lokasi kejadian, Heli Whitesky dari Balikpapan, dan Heli NUH dari Balikpapan posisi stand by menunggu instruksi dari Tim SAR.
Direncanakan titik kumpul Helicopter operasional SAR akan dipindahkan dari Banjarmasin ke Batulicin sebagai titik terdekat, namun dengan memperhitungkan ketersediaan bahan bakar untuk dukungan Helicopter SAR.
Ditjen Hubud juga telah mengirim Principle Operation Inspector_ (POI) Dan Principle Airworthiness Inspector (PAI) ke kantor pusat Eastindo untuk membantu koordinasi proses SAR, dan melakukan pengecekan dokumen operasi dan maintenance helicopter tersebut, termasuk data penerbang atau crew.
“Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa ini dan berkomitmen penuh untuk mendukung operasi SAR hingga seluruh korban dapat ditemukan. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi,” kata Lukman.
Ditjen Hubud terus melakukan pemantauan perkembangan secara intensif dan akan memberikan pembaruan resmi seiring dengan progres di lapangan. (Syam)