Indonesia Akui Keunggulan Selandia Baru
Minggu, 15 September 2019, 21:02 WIBBisnisnews.id - Kekalahan tak dapat dihindari oleh Indonesia kala berhadapan dengan Selandia Baru pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania, kemenangan petenis debutan Ari Fahresi (17 tahun) memberi kebanggaan tuan rumah.
Pemuda kelahiran Sampang, Madura, 2 Agustus 2002 itu mengalahkan tunggal utama tim Kiwi, Ajeet Rai di Stadion Tenis Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/9). Ari menang atas peringkat ke-744 dunia, 6-3 2-6 10-7.
“Kekalahan dari Selandia Baru memang pahit, karena kami sebenarnya memiliki kesempatan untuk memenangi dua partai tunggal di hari pertama. Namun ibarat kopi, kendati pahit pun tetaplah bisa dinikmati. Kemenangan Ari meski dalam laga yang sudah tak menentukan memberikan kenikmatan di sela rasa pahit itu,” ujar kapten tak bermain Tim Nasional Indonesia, Febi Widhiyanto.
Regu Piala Davis Indonesia tak mampu menghindar dari kekalahan 0-3 setelah duo Susanto, David Agung dan Anthony gagal mengadang kepiawaian ganda kelas dunia milik Selandia Baru, Marcus Daniell/Michael Venus. David dan Anton kalah telak dari spesialis ganda grand slam itu 0-6 3-6.
Kekalahan ini membawa Indonesia harus melakoni babak Play Off Grup II yang dijadwalkan berlangsung Maret 2020. Tim Merah Putih bergabung dengan 11 negara lain yang kalah pada laga Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania (Filipina dan Hongkong), Zona Amerika (E1 Savador, Paraguay/Meksiko, Guatemala), Zona Eropa/Afrika (Zimbabwe, Bulgaria, Denmark, Maroko, Mesir dan Georgia) serta 12 tim promosi dari Grup III (Kosta Rika, Jamaika, Puerto Riko, Vietnam, Suriah, Sri Lanka, Polandia, Estonia, Yunani, Latvia, Tunisia dan Kenya).
Dalam babak Play Off Grup II yang mulai tahun depan menggunakan format global tanpa pembagian zona, 12 tim berhak menempati posisi unggulan berdasarkan peringkat negara di Piala Davis menghadapi 12 non-seeeded. Pemenang babak tersebut akan bertahan di Grup II, sementara tim yang kalah bakal terlempar, degradasi ke Grup III sesuai zona wilayahnya.
“Dalam minggu ini, kami akan lakukan evaluasi hasil Piala Davis ini bersama dengan bidang pembinaan. Kami harus bersiap lebih baik karena untuk sekedar bertahan di Grup II ini pun tidak mudah. Namun kami tetap optmistis karena dari kekalahan ini pun tetap muncul sebersit harapan dari pemain muda," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PP Pelti), Rildo Ananda Anwar.
Sebagai informasi, dalam sejarah partisipasi di ajang Piala Davis, Indonesia pernah bercokol di posisi elite Grup Dunia 1983 dan 1989 meskipun langsung kalah di babak pertama serta masuk play off Grup Dunia 1994. Namun dalam tiga tahun terakhir, tim Merah Putih harus selalu berjibaku dalam babak play off hanya untuk sekadar bertahan di Grup II Zona Asia/Oseania. (Rayza)