Kasus Arminsyah, LBH Transporasi Minta Semua Pihak Sadar dan Peduli Keselamatan
Minggu, 05 April 2020, 11:02 WIBBisnisNews.id -- Lembaga Bantuan Hukum Transportasi (LBH Transportasi) menyarankan semua pihak di negeri menunggu hasil penyelidikan Kepolisian atas penyebab kecelakaan yang menelan korban jiwa, atas nama Wakil Jaksa Agung Arminsyah dalam kecelakaan lalu lintas KM 13 Tol Cibubur, Pukul 14.40 WIB Sabtu, 4/4/2020 kemarin.
"Mari kita tunggu hasil penyelidikan aparat yang berwenang untuk menentukan apa penyebab kecelakaan maut itu. Hal itu peninting untuk menjadikan terang apakah kecelakaan itu murni human error atau ada faktor lain sehingga menimbulkan korban," kata Hermawanto, SH, MH, Direktur Eksekutif LBH Transportasi di Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, mobil naas tersebut datang dari arah selatan menuju Jakarta. "Diduga di lajur 4 menabrak pembatas media tengah dan kendaraan terbakar," detik.com, Sabtu (4/4/2020).
Baca Juga
Mencermati pernyataan ini, kata Hermawanto, menunjukkan informasi yang ada barulah hasil dugaan semata, belum merupakan hasil penyelidikan yang intensif. "Patut juga menjadi pertanyaan, kenapa Kendaraan terbakar, Apa penyebabnya, apakah selang bahan bakar dan kelistrikan pada kendaraan itu sesuai standar," kata Hermanwanto lagi.
Sembari menunggu hasil penyelidikan kepolisian sehingga terang yang menjadi sebab kecelakaan dan timbuknya korban, dan bisa menjadi pembelajaran pada kemudian hari. Kami LBH Transportasi tetap berharap, Pemerintah mengambil hikmah dari kecelakaan ini. "Setidaknya kedepan regulator transportasi harus lebih meningkatkan faktor keamanan kendaraan yang akan dijual di Indonesia, terutama memastikan penggunaan komponen selang bahan bakar yang tidak mudah pecah/rusak akibat tabrakan," jelas Hermawanto.
Dengan begitu, menurut LHB Transportasi, maka tidak memicu terjadinya kebakaran. Selain itu juga faktor kelistrikan pada kendaraan agar menggunakan komponen yang sesuai dengan standart keselamatan kendaraan di dunia, dan terukur ketahanan panasnya. "Karena patut diduga dari informasi yang berkembang bahwa kendaraan yang dijual di Indonesia safety faktornya lebih rendah dengan yang ada di Singapore or Malaysia," jelas aktivis LBH Transportasi itu.
Dia memintah, janganlah rakyat Indonesia dijadikan Dummy test drive kendaraan baru. Dan patut juga bertanya, apakah komponen selang bahan bakar dan kelistrikan pada kendaraan korban sesuai standar keselamatan ? "Mengingat kendaraan korban terbakar setelah menabrak pembatas sebagaimana informasi yang berkembang," kilah Hermawanto.
Kasus laka maut apalagi yang menewaskan seorang pejabat tinggi negara, menurut LBH Transportasi, hendaknya semakin sadar, bahwa keselamatan penumpang adalah nomor satu. "Semua pihak serius merubah diri untuk lebih mengutamakan faktor kesemalatan dibanding sekedar penjualan suku cadang," tegas Herawanto.(elm/helmi)