Kebakaran Hutan Meluas, Lima Provinsi di Kalimantan dan Sumatera Siaga Darurat
Senin, 07 Agustus 2017, 02:14 WIBBisnisnews.id-Kebakaran hutan yang terjadi belakangan ini makin memprihatinkan dan menjadi ancaman serius. Lumatan si jago merah ini bukan saja terjadi di Kalimantan dan Sumatera tapi di sejumlah provinsi lainnya di Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjelaskan, potensi kebakaran hutan akan terus meluas mengingat puncak kemarau yang diprediksi terjadi pada September.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah hotspot (titik panas) kebakaran hutan dan lahan masih tetap tinggi.
Hingga saat ini lima provinsi telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Di Kalimantan Barat terdapat lima kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yaitu Kabupaten Kubu Raya, Ketapang, Sekadau, Melawi, dan Bengkayang.
Berdasarkan pantauan satelit Aqua, Terra, SNNP pada catalog modis LAPAN Minggu (6/8/2017) pagi terdeteksi 150 hotspot di Kalimantan Barat. Dimana 109 hotspot kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79 persen) dan 41 hotspot kategori tinggi (tingkat kepercayaa tinggi lebih dari 80 persen).
Jumlah hotspot ini jauh lebih banyak daripada daerah lainnya. Secara nasional terdeteksi ada 282 hotspot.
Yaitu, Papua 7 hotspot, NTT 12, Kalimantan Barat 150, Lampung 9, Jawa Timur 5, Jawa Tengah 6, Jawa Barat 5, Papua Barat 2, NTB 3, Babel 11, Kepri 4, Maluku 2, Sulteng 1, Gorontalo 1, Sumsel 23, Kalteng 1, Riau 16, Sumut 9, Jambi 2, Sumbar 2, Sulsel 18, Malut 1. Di lapangan jumlah hotspot ini kemungkinan lebih banyak karena adanya daerah-daerah yang tidak terlintasi satelit saat ada kebakaran hutan dan lahan.
Namun justru daerah yang banyak hotspotnya, seperti Kapuas Hulu, Sanggau, Sintang dan Landak, belum menetapkan siaga darurat saat ini. Sebaran hotspot kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat pada Minggu (6/8/2017) pagi adalah Bengkayang 1, Kapuas Hulu 23, Ketapang 10, Kubu Raya 19, Landak 13, Melawi 7, Pontianak 8, Sanggau 45, Sekadau 2, dan Sintang 22.
Lokasi hotspot kebakaran hutan dan lahan berada pada lahan perkebunan swasta, lahan milik masyarakat dan di taman nasional.
Plotting lokasi hotspot tahun 2015, 2016 dan 2017 menunjukkan lokasi kebakaran hutan dan lahan ada yang selalu berulang setiap tahun seperti di Taman Nasional Tesso Nelo, OKI, daerah perbatasan antara Riau dan Jambi, dan beberapa daerah lainnya. Ada juga daerah-daerah yang baru yang sebelumnya tidak terbakar.
Kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh Jambi makin ke arah timur atau makin mendesak ke hutan untuk perluasan kebun. Daerah-daerah yang banyak terdapat Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Desa Tangguh Bencana jumlah hotspot sedikit selama tahun 2017.
Sebaliknya daerah yang sedikit MPA dan Desa Tangguh Bencana jumlah hotspot banyak. Ini menunjukkan bahwa daerah yang kurang pengawasannya adalah daerah yang banyak dibakar.
Daerah yang dibakar umumnya adalah daerah yang sulit diakses dan jauh dari permukiman sehingga saat terbakar sulit dipadamkan.
Penanganan kebakaran hutan dan lahan masih terus dilakukan oleh satgas terpadu dari TNI, Polri, BNPB, KLHK, BPPT, Manggala Agni, BPBD, Dinas Damkar, SKPD, dan Masyarakat Peduli Api.
Beberapa petugas dari perusahaan perkebunan juga memberikan bantuan pemadaman. BNPB mengerahkan 18 helikopter pemboman air. Jutaan meter kubik air telah dijatuhkan di hotspot. Siang malam petugas satgas darat memadamkan api. Bahkan berkemah di hutan untuk memadamkan api.(Syam S)