Lembaga Anti Doping Indonesia Keluarkan 9 Rekomendasi
Sabtu, 21 Januari 2017, 00:49 WIBBisnisnews.id – Lembaga Anti Doping Indonesia keluarkan 9 rekomendasi untuk memerangi kegiatan doping atlit nusantara.
Lembaga ini diharapkan mampu memainkan peran bersama Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) guna mengatasi darurat doping di tanah air yang menghantui para atlit belakangan ini.
Rekomendasi itu disampaikan dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Seksi Wartawan Olah Raga (SIWO) PWI Pusat di Senayan hari ini.
“LADI & KONI akan bersinergi. Ini adalah komitmen yang kami bangun ke depan,” ujar Ketua LADI, Zaini Kadhafi Saragih.
Menurut dia, LADI saat ini tengah berjuang dari sanksi Lembaga Anti Doping Dunia (WADA). Nasib lembaga ini akan ditentukan sebelum sidang WADA di Mei 2017. Bila sudah bebas dari sanksi, LADI bisa lebih fokus menjalankan programnya memerangi doping di Indonesia.
Dalam diskusi itu, mantan dokter tim sepak bola itu juga menjelaskan LADI sudah menyiapkan berbagai program penanggulangan doping yang akan disosialisasikan Februari nanti. Organisasi ini akan menemui seluruh cabang olah raga di bawah KONI Pusat, termasuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Hadir dalam diskusi itu, Wakil IV Ketua Umum KONI Pusat K Inugroho, Komite Eksekutif Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Dr Leane Suniar Manurung dan Ketua Bidang Binaraga Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Dan Angkat Berat (PB PABBSI) Irwan Alwi. Hadir juga mantan-mantan atlet top nasional, Hj Soraya Perucha yang kini menjadi Humas PB PRSI, Alamsyah Wijaya yang Ketua Binpres PB PABBSI dan undangan lainnya.
Inugroho menyatakan, dibutuhkan sinergisitas, harmonisasi dan sinkronisasi dalam penanganan masalah doping di Indonesia. Semua harus satu langkah dalam bersih-bersih doping ini. Bukan untuk mencari siapa yang salah namun mencari solusi yang terbaik agar Indonesia pada saat menjadi penyelenggara Asian Games XVIII/2018 bisa bebas doping.
"Perlu dipertegas nanti seperti apa peran dari LADI, KONI dan lainnya. KONI Pusat yang memiliki bidang sport sciene siap mensosialisasikan masalah edukasi doping ini ke daerah-daerah melalui KONI Provinsi dan induk-induk organisasi cabang olahraga,” ujar Inugroho.
Bahkan, kata Inugroho, KONI Pusat sudah siap mensosialisasikan soal mengatasi doping ini pada Musornas KONI yang akan dilaksanakan Februari nanti. Saat itu pembina olahraga dari seluruh Indonesia akan berkumpul. “Sejak dulu KONI Pusat sudah konsern masalah ini. Termasuk saat PON XIX lalu di Jawa Barat,” tegasnya.
Sedangkan Irwan Alwi lebih menyoroti masalah gencarnya distribusi obatan-obatan yang mengandung doping. Termasuk untuk minuman suplemen olahraga. “Kita harus bisa memotong rantaian distribusi ini. Disinilah LADI dan KONI maupun KOI bisa memberikan langkah-langkah yang tepat,” kata Irwan.