Menjaring Pemain Unggul, AP II Gelar Indonesia Junior Leage 2017 

Foto: Menhub Budi Karya Sumadi, Dirut AP II Muhammad Awaludin,  Ketua Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar  dan Sesmenpora Gatot Dewabroto saat meresmikan pembukaan liga di lapangam hijah Soetta Minggu (9/4/2017)

Bisnisnews.id-Sebanyak 30 tim pemain sepak bola usia dini  9 dan 11 tahun (U-11 dan U-9) memulai adu kuat di lapangan hijau pada kejuaraan Indonesia Junior Leage (IJL) yang digelar PT Angkasa Pura II  di lapangan sepakbola Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Liga yang berlangsung hingga September 2017 itu dihadiri para senior sepak bola dan pengurus PSSI. Diantaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Dirut  AP II Muhammad Awaluddin, Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar yang juga mantan Menteri Perhubungan masa maaa pemerintahan Gusdur dan Megawati.

Nampak mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot Dewabroto sebavaj Sesmempora, Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono, Anggota DPR RI dan Watimpres.

Liga begengsi se -Jabodetabek yang dibuka secara resmi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi itu mempertandingkan dua kelompok umur. Yaitu Liga  U-11 diikuti 16 tim dan Liga U-9 diikuti 14 tim.

Dirut AP II Muhammad Awaludin mengaku, liga ini digelar sebagai bentuk keterpanggilan manajemen terhadap club-club sepakbola untuk bjsa mampu berlaga di kancah Internasional.

Tim yang beryafung di  liga ini diharapkan muncul punggawa sepakbola yang mampu membawa  nama besar bangsa Indonesia di kancah Internasional. "Pertandingan ini digelar setiap hari minggu dan kami  mengajak semua pihak untuk sama-sama membangun sepakbola.

Upaya yang dilakukan ini merupakan wujud nyata manajemen dalam beran aktif melakukan pembinaan. Terlebih sepakbola menjadi olahraga paling banyak penggemarnya di Indonesia.

Partisipasi aktif ini mendapat sambutan hangat Menhub Budi Karya Sumadi. Dia mengingatkan manajemen AP II untuk melakukan pembinaan sepakbola secara berkesinambungan.

Dewan Kehormatan PSSI Agum Gumelar mengatakan, keunggulan komparatif yang selama ini diagung-agungkan harus dirubah menjadi kompetitif yang bisa diperhitungkan  di kancah  regional.

"Bentuk jiwa sportif pada anak-anak untuk mengakui kekalahan dan terus membangun  kemampuan di masa depan," jelasnya.(Syam S)