Semester Pertama 2017, Garuda Dan 23 BUMN Bukukan Kerugian
Kamis, 31 Agustus 2017, 18:10 WIBBisnisnews.id - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa dia akan memeriksa kerugian Garuda Indonesia, untuk mengetahui apakah ada yang salah dengan strategi investasinya. Dua puluh empat perusahaan BUMN mengalami kerugian pada semester pertama 2017.
Garuda Indonesia adalah satu dari 24 BUMN yang menderita kerugian, seperti yang diumumkan oleh Kementerian BUMN, Rabu (30/8/2017). Maskapai ini mencatat kerugian sebesar 282 juta dolar pada semester pertama tahun 2017, membengkak dari 61,92 juta dolar pada periode yang sama tahun lalu.
"Jika kesalahan itu dalam pengelolaannya, kami akan mengelolanya dengan lebih baik," kata Sri Mulyani saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR.
Alasan lain untuk kerugian tersebut termasuk kalah dalam persaingan atau investasi yang salah, katanya (30/8/2017).
Menteri mengatakan karena kerugian tersebut, Garuda Indonesia tidak memberikan dividen ke negara pada tahun 2018.
BUMN merugi lainnya termasuk Merpati Nusantara Airlines, Badan Logistik Negara (Bulog), PT Indofarma, PT Energy Management Indonesia, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pos Indonesia (Persero), perusahaan produksi film Perum Produksi Film Negara, perusahaan publikasi PT Balai Pustaka, pembuat kapal PT PAL Indonesia dan operator galangan kapal PT Dok dan Perkapalan Surabaya.
Dua puluh empat perusahaan BUMN mengalami kerugian pada semester pertama 2017, tahun lalu rekor kerugian sebanyak 27 BUMN.
"Kami akan terus mengurangi jumlah BUMN yang menderita kerugian," kata sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro.
Imam mengatakan bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno telah menetapkan target bahwa hanya Merpati Nusantara Airline yang mencatat kerugian pada akhir tahun.
Iman mengatakan, kementerian BUMN telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk membuat BUMN menjadi untung. "Kami telah memetakan strategi untuk menentukan apakah ada salah urus atau masalah dalam sumber daya manusia," kata Imam.
Sementara itu, deputi restrukturisasi dan bisnis kementerian, Aloysius Kiik Ro, mengatakan bahwa satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian yaitu restrukturisasi hutang dan pembentukan Holding BUMN. (Syam S)