Tujuh Kapal Patroli Dikerahkan Pasok Logistik Kabupaten Pidie Aceh
Sabtu, 10 Desember 2016, 18:24 WIBBisnisnews.id - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) keraahka tujuh unit kapal patroli untuk pengiriman logistik ke wilayah bencana gempa Kabupaten Pidie Aceh.
Satu unit kapal navigasi KN ANTARES milik Distrik Navigasi Sabang telah tiba di Aceh membawa logistik kebutuhan para pengungsi gempa dan Sabtu ini (10/12/2016) kapal patroli KPLP KN. SAROTAMA P-112 milik Pangkalan Tanjung Uban telah berangkat mengantarkan logistik menuju wilayah terkena gempa di Aceh. Sedangkan lima kapal navigasi lainnya disiagakan.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, IA. Tonny Budiono, langsung memerintahkan jajarannya dengan mengirimkan tujuh kapal negara untuk mengantarkan logistik korban gempa bumi Aceh melalui jalur laut.
" Kapal-kapal ritu kjni bersiaga penuh membangu tanggap darurat
Inj adalah tugas kami membantu masyarakat," jelasnya.
Kapal patroli KPLP KN. SAROTAMA P 112 bertolak dari Dermaga Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai Tanjung Uban pada Hari Sabtu, 10 Desember 2016 pukul 11.00 menuju kabuoate Pidie Jaya, Aceh.
Keberangkatan kapal tersebut dilepas oleh Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun dan dihadiri oleh beberapa Kepala Dinas Kepulauan Riau antara lain Kepala Dinas Perhubungan dan Kepala Dinas Sosial setempat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait lainnya.
Adapun bantuan logistik yang terkumpul dari instansi dan donatur di sekitar Kepulauan Riau yang dikoordinir oleh BPBD setempat terdiri dari Mie instan sebanyak 814 dus, Beras 5 ton 455 kg, Pakaian layak pakai 341 bal, Peralatan mandi 101 paket, Air mineral sebanyak 194 kotak, selimut 17 dos, roti/biskuit/susu dll sebanyak 71 karton.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Kepulauan Riau juga menyerahkan 50 kolli barang campuran kebutuhan pokok yang disampaikan langsung di Dermaga PLP Tanjung Uban.
Dengan demikian, musibah bencana alam apapun yang terjadi di wilayah NKRI adalah tanggung jawab Negara untuk membantu dan memulihkan keadaan agar dapat berjalan normal seperti sediakala.
" Dengan rencana yang matang dan strategis serta ditunjang oleh Standard dan Procedure (SOP) cepat tanggap terhadap penanganan Bencana yang kian membaik telah menunjukan Negara hadir untuk melayani masyarakat yang terkena musibah bencana alam. Hal inilah yang mendorong KPLP turun langsung untuk membantu masyarakat yang sedang mengalami musibah gempa di Aceh," jelas Tonny.
Sebagai informasi Kapal Negara Sarotama memiliki panjang 62 meter dibangun di PT. Dumas Surabaya dengan lisensi dari PT. Damen Shipyard Belanda. Kapal tersebut dilengkapi dengan dua buah radar marine dengan jangkauan maksimal 60 mil, alat pengukur kedalaman laut (echo sounder) dua buah water canon dengan jangkauan 100 meter dilengkapi juga dengan dua buah rescue boat berkecapatan 35 knots.
Kapal ini diawaki 19 personel dengan berbagai kualifikasi pendidikan, untuk komandan kapal dengan kualifikasi minimal memiliki sertifikat Ahli Nautika Tingkat II (ANT) serta pangkat Penata Muda Tk.I (III/b) sedangkan untuk Jabatan Kepala Kamar Mesin (KKM) minimal mempunyai kualifikasi pendidikan Ahli Teknika Tingkat II (ATT) serta pangkat Penata Muda Tk.I (III/b)
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai berpatroli penegakan hukum juga diperbantukan sebagai Kapal SAR yang bekerja sama dengan unsur pengamanan laut terkait, seperti TNI-AL, Polisi Perairan, Bea Cukai dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
KN. SAROTAMA sering dijadikan kapal VIP dalam tugasnya, seperti dalam Operasi Gurita, Malindo, Marpolex dan ditempatkan di pelabuhan pangkalnya di Pangkalan PLP Tanjung Uban tahun 2005. (Syams Sk)