4.510 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor di Kota Bitung
Minggu, 12 Februari 2017, 20:48 WIBBisnisnews.id-Sebanyak 4.510 jiwa mengungsi akkbat terjangan banjir kiriman di 11 kelurahan pada empat kecamatan di Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara Mnggu (12/2/2017) pukul 05.00 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan
Kecamatan yang terendam banjir adalah Aer Tembaga, Mahesa, Lembeh Utara dan Lembeh Selatan. Hujan deras juga menyebabkan longsor di beberapa tempat di Kota Bitung.
Sebanyak 1.130 rumah terendam banjir setinggi 80 - 120 centimeter. Akibat banjir menyebabkan 1.246 KK terdampak langsung sehingga 4.510 jiwa mengungi ke tempat-tempat yang lebih aman. Satu orang luka sedang dan 5 orang luka ringan. Pengungsi tersebar di berbagai tempat. Sebanyak 3.760 jiwa pengungsi berasal dari Kecamatan Aer Tembaga karena wilayah ini yang paling parah terkena banjir.
Sebaran pengungsi di Kecamatan Aer Tembaga yang merendam 8 kelurahan adalah Kelurahan Aer Tembaga I (390 jiwa), Aer Tembaga II (320 jiwa), Winenet I (110 jiwa), Winenet II (120 jiwa), Peteten I (800 jiwa), Peteten II (840 jiwa), Peteten III (80 jiwa) dan Tandurusa (1.100 jiwa). Sedangkan yang lainya ada di Kelurahan Mawali (500 jiwa) dan Kelurahan Pintu Kota (250 jiwa).
Penanganan darurat terus dilakukan. BPBD Kota Bitung dibantu oleh SKPD terkait, Tagana PMI, Polres, Kodim, dan unsur kecamatan melakukan upaya penanganan darurat. Evakuasi dan penyelematan korban dilakukan khususnya untuk kelompok rentan. Aktivasi posko tanggap darurat didirikan di kantor BPBD Kota Bitung. Dapur umum didirikan untuk memberikan makan siap saji kepada korban.
Kondisi cuaca masih hujan. Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah radio komunikasi, permakanan, air minum dalam kemasan, peralatan kebersihan.
Sementara itu, longsor terjadi di beberapa tempat seperti di Kelurahan Pandurusa Kecamatan Aer Tembaga, Kelurahan Mawali dan Pintu Kota Kecamatan Lembeh Utara, dan Kelurahan Pakusungan Kecamatan Lembeh Selatan. 2 orang luka berat tertimpa longsor. Kerugian material masih dalam pendataan. Lokasi longsor sulit dijangkau dengan kendaraan. Selain itu juga tidak ada sinyal handpohne menghambat komunikasi dalam penanganan darurat.(Ari)