ABK KM Sinar Bangun dan Patugas Dishub Tigaras Diperiksa Polisi
Kamis, 21 Juni 2018, 12:58 WIBBisnisnews.id - Tiga petugas Dinas Perhubungan di Pelabuhan Tigaras dan empat anak buah kapal (ABK) diperiksa pihak Kepolisian terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun di kawasan Danau Toba yang diduga membawa ratusan orang dan hingga kini baru 21 penumpang ditemukan.
Kapolres Simalungun AKBP M Liberty Panjaitan mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mendalami kasus kecelakaan. Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Polres Samosir yang secara wilayah menaungi Pelabuhan Simanindo yang menjadi tujuan KM Sinar Bangun.
Meski telah melakukan pemeriksaan, Kapolres Simalungun AKBP M Liberty Panjaitan belum bersedia menjelaskan status tujuh orang yang diperiksa tersebut.
Kapolres juga belum menyebutkan adanya penahanan terakit peristiwa itu. "Belum ada diamankan, tapi diperiksa," katanya seperti dilansir Antaranews, Kamis (21/6/2018)
Seperti diberitakan, pada hari Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30, kapal berbahan kayu KM Sinar Bangun yang membawa wisatawan tenggelam di perairan Danau Toba. Yaitu antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Pencarian yang dipimpin oleh Basarnas hingga kini baru berhasil menemukan 21 orang penumpang. tiga dinyatakan meninggal dunia, sisanya masih dalam pencarian tim SAR Gabungan.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam jumpa pers di Posko Angkutan Lebaran Tingkat Nasional, Rabu (20/6/2018) mengatakan kapal dengam bobot sekitar 35 GT itu diduga dipaksa memuat penumpang yang sebagian wisatawan jumlahnya hampir 200 orang.
Padahal kapal kayu itu, kata Menhub Budi kapasitasnya hanya 45 orang penumpang sesuai life jacket yang ada di kapal itu. Dia telah meminta semua pihak yang terlibat diperiksa dan dipidanakan.
Kapal yang tidak memiliki kelengkapan dokumen saat mengangkut penumpang juga dikhabarkan tidak ada daftar manifes, sehingga petugas kesulitan mencari nama-nama para korban yang ada dalam kapal maas itu.
Kepala Basarnas Muhammad Syaugi mengakui, kondisi pencarian sangat sulit. Kendala utamanya selain cuaca, air yang keruh juga tingkat kedalaman danau 300 sampai 900 meter sehingga diperlukan kelengkapan alat pendeteksi.
Syaugi memperkirakan, para korban sudah bergeser tiga sampai empat kilo meter dari lokasi kecelakaan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, hingga kini belum ada data pasti jumlah korban. Data Kepolisian menyebutkan 94 penumpang sedangkan data Posko pengaduan berdasarkan laporan anggota masyakakat yang melaporkan keluarganya yang hilang lebih dari 200 orang.
"Tapi pencarian akan terus kami lakukan," tuturnya. (Syam S)