Akamigas Cepu dan Masa Depan SDM Indonesia
Rabu, 17 Juli 2019, 13:40 WIBBisnisnews.id -- Untuk pertama kali, 10 lulusan terbaik Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu tahun 2019 ini, diterima langsung oleh perusahaan migas global Schlumberger. Satu langkah maju, tenaga ahli migas di Tanah Air makin banyak diisi putra-putri terbaik di negeri ini.
"Ini membanggakan pendidikan vocasional nasional, karena kualitas lulusan Politeknik Energi Akamigas Cepu semakin baik dan semakin luas diperlukan," kata Dr. Ibrahim Hasyim akademisi dan pakar migas menjawab Bisnisnews.id di Jakarta.
Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu, kemarin mewisuda 142 orang Sarjana Teknik Terapan dan sekitar 90% alumninya terserap ke industri migas di dalam dan luar negeri.
Menurut Ibrahim, beberapa Pemerintah Daerah penghasil Migas di Indoneaia, antara lain Maluku dan Aceh, mulai mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk belajar di Akamigas Cepu ini.
Kecenderungan ini, kata Ibrahim, segera akan diikuti oleh Pemda Jabung, Jambi dan lainnya. Secara sosial, gejala ini sangat baik untuk meredam kecemburuan yang selama ini mencuat, seakan putra putri lokal disekitar sumur minyak hanya mampu menjadi tenaga kasar, satpam ataupun supir.
"Tapi dengan prakarsa baru ini, apalagi jika semua Pemda penghasil migas bisa mengirimkan lebih banyak lagi tenaga lokal, maka bolehlah kita berharap, suatu hari kelak putra putri daerah penghasil migas bisa bertengger di posisi pimpinan perusahaan migas, di daerahnya sendiri ataupun dibelahan dunia migas lainnya," tukas Ibrahim.
Mereka belajar di Akamigas Cepu dengan biaya Pemda masing-masing. Namun ada pula yang dibiayai badan usaha (KKKS) yang beroperasi di daerah yang bersangkutan. "Langkah positif, sekaligus upaya mendidik dan menyiapkan putra daerah menjadi SDM profesional di bidang migas," kilah Ibrahim, mantan pejabat Pertamina dan alumni Akamigas Cepu juga.
Menurut putra Aceh itu, Pemda mengirim putra terbaiknya ke Akamgas Cepu, karena mereka juga butuh SDM ahli migas terutama untuk mengisi formasi ke Dinas Energi dan Mineral di daerah atau jabatan lain yang terkait dengan kebutuhan di daerah.
"Selain itu, ada pula Pemda yang memiliki BUMD migas dan praktis harus diisi oleh orang-orang ahli di bidang migas pula. SDM bidang migas dan energi akan semakin banyak dibutuhkan di negeri ini," kilah Ibrahim.
Ke depan, tambah dia, bangsa Indonesia membutuhkan SDM profesional di bidang energi dan mineral termasuk migas. Sesuai kebijakan Energi Mix, maka bauran energi di Indonesia harus beralih dari energi yang berbasis fosil yang nota bene tak terbaru (habis pakai), menjadi energi yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Energi Ramah Lingkungan
"Masalah lingkungan dan energi hijau (green energy) ini sudah menjadi issu global, dan bangsa Indonesia tak bisa mengelak dari semua itu. Pelan tapi pasti, Indonesia juga harus menggunakan energi yang ramah lingkungan ini," kilah Ibrahim.
Konsekuensi dari semua itu, menurut mantan Komisoner BPH Migas itu, maka bangsa Indonesia termasuk kalangan perguruan tinggi serta BPSDM Kementerian ESDM yang membawahi Akamigas Cepu harus berusaha meningkatkan kualitas lulusan dan peserta didik serta kapasitas taruna/ mahasiswa yang mampu didiknya.
"Untuk merealisasikan energi mix, maka Kementerian ESDM harus mempunyai program dan rencana, berapa besar kebutuhan SDM ahli di bidang energi, apa baurannya dan bagaimana mendidik dan menyiapkan calon SDM profesional tersebut," terang Ibrahim.
Masalah SDM profesional bidang energi ini, harus disiapkan "by design" tak bisa dibiarkan semua berjalan apa adanya. Perguruan tinggi seperti Akamigas Cepu harus mampu meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikannya.
Dia menambahkan, calon SDM profesional di bidang energi masa depan harus disiapkan sejak sekarang. Harus ada kebijakan anggaran dan keberpihakan jelas untuk membangun SDM di bidang energi.
"Seperti disampaikan dalam visi Indonesia yang disampaikan Presiden Jokowi, adalah meningkatkan kualitas SDM. Ini momentum yang baik untuk mendidik dan menyiapkan SDM energi yang profesional itu harus dimulai dari sekarang," tegas Ibrahim Hasyim.(helmi)