Aplikator Ojol: Kami Hanya Jadi Bantalan Sosial, Potongan 20 Persen Tidak Mengganggu Pendapatan Driver
Senin, 19 Mei 2025, 16:59 WIB
BISNISNEWS - Perusahaan aplikasi atau aplikator transportasi online mengklaim sebagai bantalan sosial, bagi masyarakat yang putus kerja, sedang mencari kerja atau yang menyambi di sela-sela waktu luang.
Penegasan itu disampaikan aplikator Gojek, Grab, Maxim dan Indrive dalam bicang -bincang dengan awak media terkait aksi unjuk rasa yang akan dilakukan para diriver Ojek Online (Ojol) yang dipusatkan ke Kementerian Perhubungan Jalan Merdeka Barat Jakarta Pusat, pada Selasa (20/5/2025).
Diskusi yang difasilitasi Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menghadirkan seluruh aplikator Senin (19/5/2025), terkait tuntutan driver untuk pemangkasan potongan dari 20 persen menjadi 10 persen.
Menhub Dudy meminta seluruh aplikator menjelaskan tentang tuntutan tersebut dan komunikasi internal yang dibangun para aplikator dengan mitranya selama ini sehingga terjadi aksi para driver.
President Gojek (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk / GOTO) Catherine memastikan, potongan 20 persen itu mengacu kepada Permenhub No 1001/2022, yang salah satunya mengatur tentang ketentuan perusahaan aplikasi menerapkan biaya tidak langsung berupa biaya sewa penggunaan aplikasi paling tinggi 15 persen.
Namun Catherine mengatakan, lima persen dari 20 persen tersebut digunakan untuk pembinaan, asuransi. promo, termasuk penanbahan fitur dan beragam kegiatan CSR.
" Potongan 20 persen itu tidak mengganggu pendapatan dari driver, karena diambil dari customer. Kami tidak mengurangi hak-hak dari driver, dan bisa dilihat langsung," ungkapnya.
Dikatakan, sebagai aplikator, pihaknya berupaya berada pada posisi keseimbangan. " Kami sangat setuju dengan Pak Menhub, keberadaan kami ini untuk keberlangsungan usaha, karena , selama ini kami ini juga menjadi bantalan sosial," tuturnya.
Artinya, ungkap Catherine, banyak yang memanfaatkan aplikasi ini sebagai lapangan kerja, atau sambil menunggu pekerjaan baru, usai terkena PHK, bahkan ada, ibu-ibu muda yang memanfaatkan waktu luangnya mengantarkan penumpang.
Hal itu juga diaminkan Direktur Bisnis Mobility & Logistics Grab, Tyas Widyastuti?, Government Relations Specialist MAXIM Muhammad Rafi Assagaf dan Direktur Bisnis inDrive Indonesia, Ryan Rwanda
Tyas menambahkan, tidak ada sedikitpun upaya manajemen untuk mengurangi hak mitra driver. Ditegaskan, justeru pihaknya berusaha memberikan ruang agar para mitra driver tersebut lebih sejahtera dengan pendapatan lebih tinggi.
" Yang kami ambil cuma 20 persen, itu-pun sebanyak lima persen digunakan kembali untuk kepentingan driver, diantaranya kan ada asuransi," jelasnya.
Terkait komunikasi internal, ungkap Tyas, terus dilakukan, baik off line maupun online melalui aplikasi masing-masing. Dia menjelaskan, kebijakan potongan 20 persen itu sudah sesuai aturan, tidak mengurangi hak driver.
Sementara itu, Direktur Bisnis inDrive Indonesia, Ryan Rwanda menegaskan, sampai saat ini pihaknya hanya melakukan pemotongan 10 persen dan tidak ada perubahan.
Karenanya, ungkap Ryan, mitra drivernya dipastikan tidak ada yang melakukan aksi unjuk rasa. " Untuk apa pula melakukan unjuk rasa, kami tidak melakukan potongan sebesar 20 persen, sejak awal hanya 10 persen dan tidak berubah, mereka tetap kerja melayani pelanggannya seperti biasa," jelasnya.
Terkait tuntutan, menjadi pegawai tetap, seluruh aplikator dalam bincang santai itu kompak mengatakan, belum terpikirkan, bahkan dikatakan tidak mungkin. (Syam)