Belanja Konsumen Merosot, Investor Asing Tarik Saham Dari Indonesia
Rabu, 02 Agustus 2017, 09:18 WIBBisnisnews.id - Investor asing menarik 798 juta dolar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Juli dan paling banyak sejak November karena pertumbuhan pendapatan yang mengecewakan. Beberapa alasan yang membuat belanja konsumenmerosot adalah politik dan penurunan investasi swasta.
Laba bersih perusahaan barang konsumsi kuartal kedua turun 30 persen tahun ke tahun, sementara penjualan sepeda motor turun 29 persen di bulan Juni sejak bulan Mei. Dana asing merespon dengan penjualan bersih 798 juta dolar saham lokal bulan lalu.
Tidak ada yang tahu mengapa belanja konsumen merosot, meskipun alasan paling mungkin adalah ketegangan agama dan penurunan investasi swasta. Pasar pengecer mobil PT Astra International dan pembuat mi instan PT Indofood CBP Sukses Makmur sangat bergantung pada permintaan domestik.
"Belanja konsumen yang melemah merupakan alasan utama aksi jual asing," kata Bharat Joshi, yang membantu mengelola investasi 3,5 miliar dolar di Aberdeen Asset Management Plc di Jakarta. "Kenaikan valuasi belum didukung oleh pertumbuhan pendapatan."
Penjualan tersebut terjadi setelah Indeks Harga Saham Gabungan naik 18 persen dari akhir Desember menjadi rekor tertinggi pada 3 Juli. Meskipun indeks tersebut telah turun 1,8 persen sejak saat itu, rasio harga terhadap pendapatan 12 bulan masih sekitar 6 persen di atas rata-rata lima tahun.
Indofood CBP mengalami penurunan penjualan kuartal pertama tahun lalu. CEO Anthoni Salim mengatakan pekan lalu bahwa dia tetap berhati-hati mengenai prospek sepanjang tahun ini. Indikator kepercayaan konsumen bank sentral turun paling banyak di bulan Juni sejak pertengahan tahun 2015.
Penurunan belanja konsumen telah berdampak terhadap harga saham beberapa perusahaan barang konsumsi:
PT Matahari Department Store telah turun 19 persen pada kuartal ini
Prosesor ayam PT Charoen Pokphand Indonesia turun 13 persen
Perusahaan tembakau PT Hanjaya Mandala Sampoerna turun 11 persen
Astra International turun 12 persen dan Indofood turun 5,4 persen
Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan bahwa politik telah berperan dalam perlambatan belanja. Ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di Jakarta untuk memprotes Basuki Tjahaja Purnama pada bulan April yang kemudian dipenjara karena tuduhan penghujatan.
Koreksi lebih lanjut
"Saya pikir politik adalah salah satu isu utama," kata Surjaudaja. "Orang mulai teringat akan mimpi buruk tahun 1998, bahwa segala sesuatunya bisa terjadi," katanya, mengacu pada kerusuhan etnis sebelum jatuhnya diktator Suharto.
Tidak semua mengira penurunan belanja telah mendorong arus asing keluar. Pasar modal Indonesia telah memakan waktu agar stabil setelah amnesti pajak awal tahun ini, kata Alan Richardson, manajer investasi di Samsung Asset Management di Hong Kong. "Ini transmisi yang ditangguhkan daripada masalah jangka panjang, jadi masa depan tetap menjanjikan."
Jeffrosenberg Tan, kepala strategi di PT Sinarmas Sekuritas di Jakarta, mengatakan penurunan belanja telah disebabkan oleh penurunan investasi swasta selama empat tahun terakhir dan kegagalan harga komoditas menyebar ke seluruh ekonomi lainnya.
"Akan ada koreksi lebih lanjut di pasar sampai investor bisa melihat belanja konsumen sudah mulai turun," katanya. Ini akan menciptakan peluang beli karena permintaan akan melambung akhirnya, katanya dikutip dari Bloomberg Market.