Bus Damri Bandara Soetta Kembali Beroperasi, Pelaku Aksi Dipolisikan
Sabtu, 06 Juli 2019, 18:55 WIBBisnisnews.id – Pelayanan angkutan bus Damri di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Sabtu siang ini kembali normal, pasca aksi mogok kerja pengemudi sejak Jumat (5/7/2019).
Beroperasinya kembali para pengemudi Bus Damri, setelah disepakatinya rapat koordinasi antara Direksi Perum DAMRI, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Angkasa Pura II dan Operator Pemadu Moda Sabtiu (6/7/2019) di Bandara Soekarno Hatta.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi dalam keterangannya menyatakan, seluruh permasalahan telah selesai. Tuntutan pengemudi
agar helper (kondektur) lama yang telah direkrut oleh DAMRI diminta untuk diposisikan di dalam bus kembali tidak dipenuhi rapat mendukung kebijakan direksi melanjutkan sistem e-ticketing.
Dalam rapat koordinasi itu kata Dirjen Budi disepakati enpat poin, selain melanjutkan sistem e-ticketing juga pengemudi yang melakukan aksi mogok diproses secara hukum.
Menempatkan sementara personil di Bandara Soetta untuk memantau perkembangan yang terjadi di lapangan Rapat juga memutuskan
segera membuat SOP terkait penanganan darurat ketika terjadi hal-hal serupa insidentil di lapangan. Melakukan pembinaan untuk mengubah sikap mental dan perilaku pengemudi yang lebih baik.
“Dalam pertemuan internal antara manajemen DAMRI dengan pengemudi yang demo telah ditemui beberapa titik temu, yaitu jumlah helper off board akan ditambah, dan untuk rute-rute sibuk akan diberikan helper on board,” tambah Dirjen Budi.
Sebelumnya, dalam keterangan tertulis yang disampaikan DAMRI per Jumat (6/7), DAMRI menetapkan kebijakan terkait helper sebagai berikut:
1. DAMRI sedang mengembangkan dan melaksanakan penggunaan electronic ticketing system. Untuk mendukung PT. Angkasa Pura II yng sudah sedemikian gencar dengan digitalisasi, kebijakan DAMRI tentunya selaras dengan kebijakan AP II dan tuntutan jaman.
2. Dengan sistem e-tiket, layanan helper di dalam bus (on board) sudah tidak diperlukan. Namun perlu digarisbawahi bahwa layanan helper tidak pernah dihilangkan. Layanan helper dipindahkan dari dalam bus (on board) ke luar bus (off board). Helper DAMRI disiagakan untuk membantu pelanggan DAMRI di titik-titik pemberangkatan dan titik-titik kedatangan. Dengan demikian tidak ada pengurangan layanan DAMRI dengan adanya perpindahan posisi helper.
3. Di lain pihak, DAMRI melakukan pembenahan status helper dari kondisi tanpa ikatan kerja menjadi pegawai dengan status sesuai aturan pemerintah melalui mekanisme kontrak outsourcing karena selama ini mereka direkrut oleh pengemudi. Setelah dilakukan tes terhadap sekitar 300 orang helper, hanya 90 orang yang lulus dan bisa langsung bekerja. namun mereka mengundurkan diri karena terprovokasi oleh rekan-rekannya yang tidak lulus dan melakukan protes.
4. Sistem e-tiket DAMRI merupakan kebijakan penting DAMRI untuk mengendalikan pendapatan. Tanpa helper on board, pendapatan Basoetta meningkat perhari nya hingga mencapai 40%. Oleh karena itu posisi helper dilihat tidak lagi diperlukan.
5. Terhadap kegiatan demo telah dilakukan pendekatan tanpa syarat kepada para pengemudi (diancam oleh oknum pengemudi provokator) dan pada pukul 12.00 telah disepakati seluruh armada untuk kembalk beroperasi seperti biasa dan mengikuti aturan yang berlaku.
“Saya juga meminta pihak DAMRI untuk segera menemui jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak sesegera mungkin. Laporan sementara dari pihak DAMRI situasi sudah dapat dikondisikan dan sudah dicari solusinya, yang jelas kalaua kondisinya mogok maka masyarakat juga banyak yang akan dirugikan karena tidak beroperasinya bus DAMRI,” jelas Dirjen Budi. (Helmi/Syam S)