Butuh Masker dan APD, Armada Aptrindo Tetap Beroperasi Normal

Truk anggota Aptrindo tetap beroperasi mengakut barang dari Pelabuhan Tanjung Priok (dok-aptrindo)

BisnisNews.id -- Truk anggota Aptrindo teta beroperasi dan mendistribusikan barang dari mitra kerja (pemilik barang) baik ke pabrik/ industri atau ke grosir besar agar kebutuhan masyarakat tidak terganggu. Namun kewaspadaan dan kehatian-hatian tetap diakukan sesuai protokol yang diatur Pemerintah.

Ketua DPD Aptrindo DKI Jakarta Mustajab S. Basuki mengatakan, anggotanya di Jakarta tetap beroperasi seperti biasa. Namun mereka pada awak kendaraan/ truk beroperasi harus dengan alat keselamatan yang baik.

"Saat ini, kira-kira ada 25 ribu armada anggota (Aptrindo Jakarta) yang bergerak setiap hari. Sejauh ini, awak kendaraan tidak ada kendala yang serius," kata  Mstajab menjawab BisnisNews.id di Jakarta.

Pendapat sama disampaikan,  pengusaha truk Kyatmaja Lookman. (Kita) retap jalan. Bisa stockout kalau tak operasi nanti," ucap arek Suroboyo  itu mantap.

Menurut pengusaha truk kawakan itu, setiap hari ada ratusan truk yang dioperasikan dibawah bendera Lookman Logistik. Mereka melayani anguttan barang (petikemas) dari berbagai kawasan industri di jakarta, Jawa Barat dan Banten menuju Pelabuhan Tanjung Priok atau sebaliknya," jelas Kyat, sapaan akrab dia. 

Kendati begitu, menurut dia,  kendati truk tetap beroperasi, namun dengan kehati-hatian tinggi. "Disatu sisi kami masih perlu masker dan hand sanitizer. Sementara  stok di pasaran makin tipis, kalaupun ada harganya mahal. Itu yang menyulitkan kita," jelas Kyat lagi.

Selain masker dan hand sanitizer, menurut Kyat,  kita juga  APD atau alat pelindung diri dari virus Corona itu. "Ya, sekarang sopir-sopir (rawan) terpapar covid-19, orang mereka mobile," kilah Kyat.

Ole karena itu, tambah dia, butuhkan peran dan partisipasi Pemerintah. Bagaimana menyediakan pasokan masker, hand sanitseera serta APD bagi awak angkutan itu bisa dipenuhi.

"Paling tidak dengan harga wajar. Kebutuhan riil banya. Estimasi saya, kalau di Jakarta  saja 20.000 dan  di seluruh  Indonesia bisa lebih dari itu,"  tegas Kyat.(helmi)