Elly A. Sinaga: " Integrasi Sulit Dicapai Bila Jalan Sendiri-Sendiri"
Jumat, 12 Agustus 2016, 10:26 WIBBisnisnews.id - Mengatasi kemacetan di seputar Jabodetabek harus dilakukan secara bersama-sama dan terintegrasi. Tanpa adanya kebersamaan degan Pemprov di kawasan penyanggah sulit untuk menyelesaikan kemacetan.
Solusi memecahkan kemacetan lalulintas itu, bukan hanya soal rekayasa lalulintas tapi juga penyiapan sarana dan prasarana sevara terjntegrasi ke kita-kota penyanggah. Karena itulah, Kepala BPTJ Kemenhub, Elly Adriani Sinaga pada hari Kamis 11 Agustus 2016 mengumpulkan para penyelenggara angkutan perkotaan guna merancang dan membangun proyek infrastruktur.
Elly mengatakan, selama ini pembangunan infrastruktur beejakan sendiri-sendiri sebingga tidak terintegrasi antara pusat dengan kota penyanggah. " Misal di Dukuh Atas, disana ada MRT, KCJ dan LRT tetapi tidak terkoneksi. Bagaimana jika dibiarkan sendiri-sendiri dalam membangunnya;", kata Elly.
Menurut Elly ada 3 hal yang harus dilakukan dalam mengintegrasikan moda-moda tersebut. Yaitu pertama integrasi fisik, kedua integrasi sistem pembayaran, dan ketiga standar payanan yang sama di setiap moda.
Integrasi fisik ini menurut Elly adalah jika pindah moda, maka akan dibuatkan standarnya paling jauh misal 200 meter dan harus ada jalur penghubungnya, tidak terputus. Contoh di wilayah Kota, harusnya terintegrasi antara stasiun Kota dengan transjakarta. Begitu pula di stasiun Manggarai dan stasiun Palmerah yang angkutan umumnya belum terintegrasi antara KCL dengan transjakarta.
" Ini harus diatur segera pengintegrasiannya. Dan pada pelaksanaannya semua stasiun harus mempunyai standar integrasi yang sama," jelas Elly.
Titik-titik transport point penintegrasian tersebut harus ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak dan ini akan ditetapkan kemudian pada pertemuan lain. BPTJ akan mengatur pengintegrasian BRT (Transjakarta) dengan KCJ segera.
Pengintegrasian yang kedua adalah sistem pembayaran. Selain fisiknya, BPTJ akan mencoba mengintegrasikan sistem pembayaran antara KCJ dengan TransJakarta.
" Mereka (KCJ dan Transjakarta) telah setuju untuk dilaksanakan pengintegrasian sistem pembayaran ini," ujar Elly.
Pengintegrasian ketiga adalah integrasi schedule. Menurut Elly, dalam hal ini para penumpang akan dapat mengetahui jadwal perjalanan kereta api, juga bus transjakarta. " Jadi sebelum beralih ke moda lain. Misal masih di dalam KCJ, penumpang akan tahu oh bus saya datang 2 menit lagi. jadi dia tidak gelisah menerka-nerka mana busnya," lanjut Elly.
Saat ini BPTJ juga sedang menyusun kriteria / standar integrasi fisik, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. " Standarnya itu contoh jarak perpindahan moda sekitar 200 m, sistem pembayarannya harus satu, bisa dipakai oleh KCJ maupun Transjakarta. tidak boleh ada gap," jelasny.
Evaluasi untuk LRT adalah pentarifan harus ada standar, tidak ada tarif pemerintah pusat dan daerah. " LRT yang dibangun Jakpro maupun Adi Karya tarifnya harus sama. Tak boleh beda," kata Elly.
Diharapkan MRT (yang saat ini sedang dibangun), LRT (2018 akhir) dan KCJ harus bisa terintegrasi antara satu dengan lainnya sesuai dengan target operasinya, dan BPTJ tengah membangun rincian titik integrasinya, contoh lebak bulus yang rencananya akan digantikan dengan pondok cabe, semestinya dipikirkan kondisi pondok cabe saat ini, karena lokasinya berada masuk ke tengah pasar, gimana bus besar bisa melewatinya.
Setelah nanti sistem di BRT dan KCJ terintegrasi yang segera akan direalisasikan, MRT dan LRT akan menyusul menyesuaikan yg sudah ada. Saat ini pembangunan MRT tahap I yang tekah berjalan yaitu Lebak Bulus - HI. setelah itu dilanjutkan dari HI - Kp. Bandan,