Haji Fachrodin Dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Ala Muhammadiyah
Kamis, 20 Februari 2020, 10:46 WIBBisnisNews.id -- Haji Fachrodin adalah murid KH Ahmad Dahlan yang sekaligus pengurus Hoofdbestuur Muhammadiyah kala itu. Fachrodin yang merupakan tokoh pergerakan nasional multitalenta dengan pengalaman organisasi dan aksi di lapangan yang tidak kecil. Termasuk ikut menggerakan aktivitas ekonomi masyarakat di tingkat bawah.
Penerbitan Majalah Suara Muhammadiyah tahun 1915 dipelopori seorang tokoh Muhammadiyah salah satunya H. Fachrodin, sebagai salah satu penulis andalannya. Wartawan senior itu ikut mewarnai perjalanan Majalah Muhammadiyah yang terbit di PP Muhammadiyah Yogyakarta sampai sekarang.
Sejak prakemerdekaan, H. Fachrodin yang juga merupakan sahabat karib Mas Marco Kartodikromo. Dari tokoh pers nasional itulah Fachrodin belajar menulis. Fachrodin menjadi salah satu penulis tetap surat kabar Doenia Bergerak yang didirikan Mas Marco pada 1914.
Menurut Roni Tabroni, inisiator Fachrorin Award 2020, lomba karya jurnalistik Fachrodin Award yang diadakan oleh MPI Muhammadiyah dilaksanakan sebagai upaya untuk memperkenalkan kepada publik sosok dan kiprah Haji Fachrodin.
“Beliau salah satu penggerak awal Muhammadiyah dan salah satu tokoh pers yang punya andil besar bagi pergerakan bangsa, khususnya bagi dunia pers dan kemerdekaan pers di Indonesia,” ujar Roni di Jakarta.
Dia mengatakan Majalah Suara Muhammadiyah yang dipelopori H.Fachrodin merupakan karya monumental dan fenomenal. Sejak terbit perdana pada 1915, majalah Suara Muhammadiyah terus setia menyapa para pembacanya, khususnya kalangan warga persyarikatan.
Majalah tersebut hingga kini tetap rutin terbit dan beredar ke seluruh Indonesia, sekaligus bagian Dakwah Bilqolam dari keluarga besar Muhammadiyah di Indonesia.
Dengan berbagai pertimbangan itu, akhirnya MPI Muhamamdiyah menggelar lomba penulisan feuture dengan tajuk Fachrodin Award 2020. Lombba ini digelar sekaligus untuk kembali membangkitkan semangat dan ide perjuangan dan pemberdayaan yang dirintis Haji Fachrodin pada masanya.
Usaha Rintisan Kerakyatan
Persyarikatan Muhammadiyah merupakan organisasi dakwah, dengan ratusan amal usaha di seluruh pelosok Tanah Air. Mulai sekolah, panti asuhan sampai rumah sakit Muhammadiyah. Peran dan perjuangan dakwah Muhammadiyah sudah dilakukan sejak negeri ini belum merdeka.
Tidak sedikit aktivis Muhammadiyah yang berherak di bidang ekonomi dan sosial, sesuai kondisi dan kearifan lokal yang ada. Mereka ikt menggerakan ekonomi masyarakat di khususnya UMKM. Mereka bergerak di bidang pertanian, perternakan, perdagangan dan lainnya.
Dr. A.Najib Burhani, salah stau pengurus PP Muhammadiyah memberikan contohkan beberapa objek yang dapat diangkat untuk diikutsertakan dalam lomba. Misalnya, tentang jejak Muhammadiyah di Kokoda, Papua Barat.
“Kokoda adalah sebuah kampung yang penduduknya semula nomaden. Namun, sejak kehadiran Muhammadiyah, mereka menjadi menetap dan membangun peradaban,” kata Najib lagi.
Kasus menarik lainnya, lanjut Najib, adalah Muhammadiyah di Martapura, Kalimantan Selatan yang dibangun oleh komunitas Arab. “Di tempat lain, seperti Bengkulu, komunitas Tionghoa berperan dalam pengembangan Muhammadiyah,” ungkap Najib yang juga penulis buku Muhammadiyah Jawa.
Bisa juga mengangkat tokoh lokal tertentu yang memiliki kontribusi penting bagi Muhammadiyah. Arif ‘An di Surabaya, misalnya, melakukan pemberantasan terhadap “khurafat sosial” dengan melakukan pemberdayaan terhadap para PSK (Pekerja Seks Komersial) dan mantan PSK.
Di Blitar, Pak Siswanto membangun Muhammadiyah dengan aktivitas yang terpusat pada kegiatan ekonomi. Apa yang dilakukan Pak Sis di Blitar dalam bidang ekonomi ini mirip yang terjadi di Pekajangan, seperti yang ditulis dalam disertasi Irwan Abdullah.
Mengangkat isu yang berkaitan hubungan antaragama adalah tema lain yang bisa diikutkan dalam perlombaan ini. “Di Kupang, sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah justru didominasi oleh siswa atau mahasiswa non-Muslim."
"Masalah ini sering menimbulkan tanda tanya, bagaimana organisasi ini lantas mengajarkan materi al-Islam dan ke-Muhammadiyah,” tegas Najib.(helmi)