Kecelakaan Lagi ..... ! Menhub: Jangan Ada Toleransi Terhadap Aspek Keselamatan
Kamis, 06 Juni 2019, 12:48 WIBBisnisnews.id - Kasus kecelakaan kapal laut yang terjadi di tengah sibuknya arus mudik lebaran 2019, harusnya menjadi pelajaran berharga bagi seluruj operator pelayaran dan para petugas dilapangan, untuk lebih memperketat pengawasan dan memperhatikan rekomendasi BMKG terkait informasi cuaca.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan, sekecil apapun potensi yang mengancam keselamatan wajib diperhatikan, kalau memang diperlukan, langsung grounded, menyusul kasus kecelakaan tenggelamnya kapal kargo KM Lintas Timur di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah dan hilangnya kapal kayu pengangkut logistik di perairan Biak Numfor, Papua.
Pe4ingatan keras itu juga diperintahkan Menhub Budi pada seluruh moda transportasi termasuk angkutan massal berbasis jalan raya, yang pada puncak mudik lebaran 2019 sempat terjadi kasus kecelakaan.
"Berulang kali diingatkan, perketat pengawasan dan jangan ada kompromi terhadap aspek keselamatan," tegas Menhub Budi, Kamis (6/6/2019) di Jalarta.
Menhub telah meminta para jajaranya di Kantor Otoritas Pelabuhan terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau kondisi cuaca, untuk segera mengeluarkan maklumat pelayaran dan menunda pemberian Surat Persetujuan Berlayar agar tidak ada kapal-kapal yang berlayar selama kondisi cuaca tidak kondusif.
Pengawasan keselamatan yang wajib dilakukan meliputi: ramp check secara berkala, memeriksa kelengkapan dokumen sarana transportasi dan para awak transportasi, memastikan manifest tercatat, memastikan jumlah manifest tidak melebih kapasitas yang ditentukan, memastikan tersediannya alat-alat keselamatan pada sarana transportasi seperti pelampung, kapal sekoci dan sebagainya.
“Untuk memastikan keselamatan para penumpang khususnya di masa libur Lebaran ini, saya telah meminta para petugas di lapangan khususnya para Kepala Otoritas dan jajarannya beserta stakeholder terkait untuk tetap waspada dan tanpa kompromi mengawasi pelayanan jasa transportasi baik di darat, laut, udara dan perkeretaapian khususnya terkait aspek keselamatan,” tegas Menhub.
Di sisi darat, Menhub telah meminta Ditjen Perhubungan Darat bersama Dinas-Dinas Perhubungan di daerah mengawasi kelaikan bus-bus pariwisata, dimana pada masa libur Lebaran ini banyak masyarakat yang menggunakan bus-bus tersebut untuk mengunjungi daerah-daerah wisata.
Pada sisi udara, ramp check kelaikan pesawat dan pemeriksaaan kesehatan kepada para Pilot dan awak pesawat terus dilakukan. Sementara di sektor perkeretaapian, Menhub telah meminta petuas dari Ditjen Perkeretaapian bersama PT KAI untuk mengawasi daerah-daerah rawan bencana seperti longsor, banjir dan sebagainya.
Dalam kasus kecelakaan kapal, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Luwuk dan Kantor SAR Luwuk terjunkan tim mencari para korban kapal kargo KM Lintas Timur yang tenggelam di perairan Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kapal naas tersebut dilaporkan mengangkut 18 orang kru kapal termasuk nakhoda. Satu orang penumpang berhasil ditemukan oleh kapal NV. Nurbayaksar terapung di perairan Bangkep dalam kondisi selamat pada Selasa (4/6).
Adapun saat itu kapal NV Nurbayaksar sedang melintas dan langsung membawa 1 orang kru kapal tersebut ke klinik PT. DSLNG Luwuk.
Kapal kargo KM. Lintas Timur dengan berat GT.1720 membawa muatan semen 3.000 sak tersebut berangkat dari Pelabuhan Bitung pada 28 Mei lalu dengan tujuan Pelabuhan Morowali, Sulawesi Tengah.
"Diduga tenggelamnya Kapal kargo KM. Lintas Timur karena adanya badai gelombang yang terjadi beberapa hari ini dan 1 orang korban selamat ditemukan di perairan Bangkep dekat dengan Kec. Buko karena terbawa arus," ujar Ahmad.
Lebih lanjut, Ahmad mengingatkan Nakhoda kapal kemungkinan pada bulan Juni hingga Juli akan masih terjadi badai gelombang tinggi di perairan wilyah Bangkep, Batui - Toili hingga perairan Morowali.
"Setiap Nakhoda agar selalu memperhatikan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG dan memastikan kapalnya laik laut sebelum berlayar agar terh. (Syam S)