Kerjasama Indonesia Australia Tergantung Hasil Penyelidikan
Kamis, 26 Januari 2017, 23:44 WIB
Bisnisnews.id - Pemerintah menunggu hasil investigasi Australia terkait bahan pelatihan sebelum membuat keputusan lebih lanjut. Pemerintah telah mensuspensi kerjasama militer dengan Negeri Kangguru saat ini.
Kepala Militer Indonesia, Jenderal Gatot Nurmantyo, menghadiri briefing maraton Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri, serta kepala intelijen pada hari ini di DPR terkait gangguan diplomatik baru-baru ini.
Pertemuan yang tertutup untuk media berlangsung selama lebih dari 6 jam. Menurut pemberitaan news.com.au, Jenderal Nurmantyo mengatakan bahwa kepala tentara Australia, Angus Campbell, akan berkunjung ke Indonesia bulan depan untuk membahas hasil penyelidikan mereka terkait materi pelatihan. Kerjasama lebih lanjut akan dibahas berdasarkan itu.
" Australia meminta maaf dan mereka telah mengevaluasi kurikulum, mereka tengah menyelidiki, " kata Jenderal Nurmantyo.
Langkah mengagetkan diambil Jenderal Nurmantyo yang mengumumkan bahwa kerjasama militer antara kedua negara dihentikan setelah seorang perwira Indonesia menemukan bahan ofensif pada kursus pelatihan bahasa di sebuah pangkalan Perth, Australia, akhir tahun lalu.
Dia mengatakan bahan itu menghina prinsip Pancasila dan juga menyarankan agar Papua harus independen.
Awalnya dilaporkan suspensi akan berlaku untuk semua hubungan militer, pemerintah kemudian mengatakan penghentian hanya terkait dengan pelatihan bahasa.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, mengatakan mereka mengharapkan Australia bisa menyelesaikan penyelidikan pada akhir bulan.
"Australia adalah salah satu mitra kami yang paling penting, saya pikir sebagai tetangga dekat kita saling membutuhkan. Australia tidak hanya perlu Indonesia, tapi kita perlu Australia," jelas Retno.
Dengan hubungan intensitas tinggi, tidak mengherankan bahwa akan ada masalah sekarang dan nanti, kata Retno
Retno juga meminta Australia untuk memastikan pengunjuk rasa naik yang naik ke atap gedung kedutaan besar Indonesia di Melbourne dan mengibarkan bendera Papua Barat, dihukum.
" Bagaimana mungkin mereka memiliki kemampuan memburu teroris dengan cepat, dan ketika hanya mencari dua gelandangan ini, Australia tidak bisa menangkap mereka? " tanya anggota DPR, T. B. Hasanuddin kepada wartawan (marloft)