Kinerja Akhir 2019, Menhub Budi Sebut Telah Bangun 15 Bandara dan Puluhan Pelabuhan
Kamis, 05 Desember 2019, 13:47 WIBBisnisNews.id -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama jajaran menggelar jumpa pers akhir tahun 2019, di Ruang Nenggala, Kemenhub Jakarta, Kamis (5/12/2019). Berbagai capaian kinerja disampaikan Menhub Budi berikut rencana kerja kementerian yang dipimpinya lima tahun ke depan.
"Selama lima tahun terakhir, Kemenhub sudah membangun 15 bandara, puluhan pelabuhan serta terminal dan stasiun KA di Indonesia untuk meningkatkan pelayanan transportasi dan konektifitas seluruh NKRI," kata Menhub Budi didampingi seluruh pejabat eselon I.
Menurutnya, tugas utama Kemenhub adalah membanun konektifitas dan menyatukan NKRI. Membangun dan melayani rakyat sampai ke daerah terpecil khususnya 3TP (terluar, terdepan, terpencil dan perbatasan) NKRI.
"Program tol laut sudah jalan dengan melayani sampai daerah 3TP. Dari pelabuhan asal membawa komoditas sembako dan bahan kebutuhan penting lain di masyarakat. Mereka itu seperti semen dan bahan bangunan. Sebaliknya kapal tol laut membawa komoditas asal daerah, terutama hasil perikanan, pertanian dan pertambangan," jelas Menhub Budi.
Selain itu, di matra udara ada program "jembatan udara" guna menyambungkan tol laut. Kedua program ini harus menyambung dan saling melengkapi, agar mampu memberikan hasil maksimal.
"Komdoitas yang diangkut dengan kapal laut, dilanjutkan dengan pesawat udara terutama ke daerah pedalaman dan pegunungan, seperti di Papua dan daerah lain di KTI. Dengan begitu, harga barang di daerah bisa tetap terkontrol," papar Menhub Budi.
Jembatan Udara Tekan Harga 30%
Dirjen Perhubungan Laut Agus Purnomo menambahkan, program tol laut kini sudah berjalan dan dinikmati masyarakat di daerah. Ke depan akan lebih dioptimalkan lagi. Trayek toal laut akan terus dijaga dan dioptimalkan agar memberikan dampak positif yang optimal ke masyarakat di daerah 3TP.
Pernyataan serupa juga disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti. "Program jembatan udara sudah berjalan cukup bagus, dan terbukti mampu menurunkan harga barang dan jasa sampai 30% di daerah KTI khususnya Papua," kata dia.
Program jembatan udara dan angkutan udara perintis di Indonesia akan terus dioptomalkan, sehingga konketifitas dan pemerataan pembangunan sampai di daerah terpencil sekaligus. Seluruh rakyat Indonesia harus mendapatkan pelayanan sama, sehingga mereka ikut sejahtera dan menikmati pembangunan yang dilakukan negara.
"Program jembatan udara akan disinergikan dengan tol laut serta program kerakyatan lainnya. Dengan begitu, akan memberikan dampak maksimal, sekaligus mengaplikasikan visi misi Presiden Jokowi dan Wapres KH.Ma'ruf Amin," tegas Polana.(helmi)