Korban Tewas Kebakaran Sumur Minyak Tradisional di Aceh Jadi 19 Orang
Kamis, 26 April 2018, 04:25 WIBBisnisnews.id - Korban tewas akibat kebakaran sumur minyak tradisional
di Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur pafa Rabu dini hari (25/4/2018) bertambah menjadi 19 orang dan korban luka bakar yang masih dirawat tercatat 40 orang.
Sejauh ini 19 orang tewas dalam insiden itu setelah pada kemarin malam Muhammad Razi meninggal dunia ketika dalam perjalanan ke rumah sakit di Medan.
"Razi, warga Gampong (Desa) Alue Dua meninggal dunia saat sedang dalam perjalanan. Beliau hendak kita rujuk ke Rumah Sakit Adam Malik di Medan, Sumatera Utara," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh Teuku Ahmad Dadek melalui ponsel kepada ANTARA, Rabu.
Almarhum merupakan salah satu korban yang sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz di Peureulak, Aceh Timur, akibat menderita luka bakar yang cukup serius di sekujur tubuhnya.
Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz sebelumnya merawat 19 orang dari total 41 korban luka yang dirawat di tiga rumah sakit.
Dengan meninggalnya Razi, korban luka yang masih dirawat intensif di tiga rumah sakit di Peurelak adalah 40 orang.
PT Pertamina (Persero) Aset 1 EP Field Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, telah membantu memadamkan api akibat ledakan sumur minyak yang dieksploitasi masyarakat di Desa Pasir Putih.
Legal and Relation Assisten Manager Pertamina Aset 1 EP Field Rantau, Supandi Prabudi, mengatakan tim dari Pertamina tengah berusaha memadamkan api yang juga telah meludeskan tiga rumah di dekatnya itu.
"Sampai sore ini, kita terus berupaya memadamkan semburan api dari sumur minyak milik masyarakat dengan cara membuat bendungan di sekeliling sumur, untuk mencegah `condensat` tidak menyebar lebih luas lagi ke rumah rumah penduduk di sekitar lokasi," jelas dia.
Ia mengatakan, saat ini kondisi api sudah mulai mengecil. Tapi pihaknya belum bisa memasukkan pompa kimia ke dalam sumur minyak tersebut.
Jika dipaksakan, lanjutnya, dikhawatirkan akan merembet ke sumur minyak yang lain, dan akan menimbulkan ledakan lagi bersama kobaran api.
"Kami terus melakukan penyemprotan air ke kobaran api, Alhamdulillah api sudah mulai mengecil," kata Supandi. (Antaranews)