Mengurangi Transportasi Publik di Jakarta Picu Pro dan Kontra ?
Selasa, 17 Maret 2020, 08:35 WIBBisnisNews.id -- Kebijakan pengurangan layanan transportasi publik guna mencegah penularan covid-19 pun mengundang pro dan kontra. Sepanjang Senin (16/3/2020) penumpang calon penumpang bahkan gesekan dengan aparat pun tak bisa dihindari. Hal itu karena masyarakat sudah terbiasa naik angkutan umum, tiba-tiba dikurangi dan belum semua warga masyarakat tahu dan siap untuk itu.
Sementara aktivitas publik tidak banyak berkurang. Masyarakat Jabodetabek pun sempat kerepotan bahkan bingung karenanya. "Kapasitas transportasi umum MRT Jakarta dan Bus Trans Jakarta mengalami pengurangan jam operasional (06.00-18.00), selang waktu (headway setiap 20 menit), kapasitas penumpang 60 orang per kereta atau 360 orang per rangkaian untuk MRT, pengurangan rangkaian kereta dan jumlah bus yang beroperasi," kata akademisi FT Unika Soegijopranoto Semarang, di Jakarta.
Meski diakui, kata dia, pada Senin (16/3/2020) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji akan memulihkan kembali layanan angkutan umum di Jakarta, seperti MRT, LRT, TransJakarta dan lainnya. Langkah itu diharapkan bisa melayani masyarakat khususnya pengguna angkutan umum dengan baik.
Baca Juga
Jika ingin mengurangi interaksi dekat karena padanya Bus Trans Jakarta, lanjut dia, MRT Jakarta dan LRT Jakarta, maka sebaiknya menambah kapasitas layanan transportasi publik lebih pantas dilakukan. Kebijakan yang tidak diperhitungkan dengan cermat, pasti akan muncul masalah baru.
"Dilematis, bagi aktivitas transportasi masyarakat yang berasal dari luar Jakarta. Upaya menggunakan transportasi umum menjadi berkurang. Penggunaan kendaraan pribadi akan cenderung meningkat," kata Djoko lagi.
Beruntung operasional KRL Jabodetabek tidak mengalami pengurangan. Upaya mencegah terinfeksi virus Corona di KRL Jabodetabek oleh PT KCI sudah dilakukan sejak dini sebelum terbit Protokol di Area dan Transportasi Publik.
Simpul transportasi, seperti bandar udara, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan, stasiun, terminal penumpang harus menjadi perhatian dan halte bus. Pasalnya, menurut Djoko, simpul transportasi salah satu tempat berkumpulnya warga untuk aktivitas bertransportasi. Terutama terminal penumpang bus dan halte bus yang tertutup harus dalam kondisi bersih.
Menurut Djoko, Pemerintah baik pusat maupun daerah dapat menginstruksikan bagi penyelenggara terminal penumpang bus benar-benar menjaga kebersihan kawasan terminal. Operator angkutan umum juga diarahkan untuk melakukan hal sama melakukan penyemprotan disinfektan pada kendaraan yang akan digunakan. Publik pengguna jasa transportasi umum harus mendapatkan pencerahan berkesehatan dalam transportasi umum.
Pemeriksaan kesehatan sebelum bertugas sudah dilakukan secara rutin untuk awak pesawat udara. Hal yang sama dapat dilakukan awak kereta termasuk teknisi, petugas kebersihan dan resto. Semua awak kapal penumpang yang berangkat dari pelabuhan besar sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan.
Yang agak terlupakan adalah pemeriksaan kesehatan awak bus umum dan penumpang. Terminal sebagai tempat keberangkatan dan ketibaan penumpang harus mulai dilengkapi dengan fasilitas layanan kesehatan. Tidak hanya dilakukan saat mudik lebaran, semua awak bus umum diperiksa kesehatannya.
Meniru Vietnam, salah satu kesuksesannya menangkal virus Corona adalah membangun Mobile Decontamination Chamber (MDC) yang diterapkan di tempat-tempat umum, seperti stasiun, terminal, mall, perkantoran. Hal ini biasanya diterapkan di Breeding Farm, setiap yang keluar masuk wajib distersilisasi di MDC. Vietnam merupakan negara pertama yang berhasil mengendalikan, menyembuhkan, dan terbebas dari wabah virus Corona.
Kesehatan, menurut Djoko, selayaknya menjadi aspek yang perlu ditambahkan selain kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam penyelenggaraan transportasi. Terlebih sekarang pemerintah sedang mempersiapkan program mudik Lebaran.
"Tambahan aspek kesehatan diberikan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Operasional dan Pelayanan (SOP) setiap pelaksanaan moda transportasi yang melayani mudik Lebaran," papar Djoko.
Pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan berolahraga yang cukup adalah anjuran pemerintah bagi seluruh warga negara dalam upaya menangkal terinfeksi virus Corona.
Menjadi perhatian serius bagi penyelenggara bandara, stasiun, terminal dan pelabuhan juga operator transportasi umum selalu tetap menjaga kebersihan. Seluruh komponen pengguna transportasi umum turut memperhatikan himbauan pemerintah untuk menjaga kebersihan demi kesehatan diri sendiri dan orang lain.
Komunikasi intensif untuk menjaga kebersihan di terminal, pelabuhan, stasiun, bandara dan fasilitas transportasi umum harus terus dilakukan dengan cara yang konsisten, terarah dan terukur. "Tidak harus panik, akan tetapi selalu tetap waspada, wabah virus Corona akan mereda. Transportasi berkesehatan menjadi impian yang dapat terwujud," seru Djoko.(helmi)