MRT Jakarta Fase I Dijadwalkan Operasi Maret 2019, Menhub: Akan Melibatkan Konsultan Luar Negeri
Jumat, 15 Februari 2019, 09:43 WIBBisnisnews.id - Angkutan cepat terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dijadwalkan beroperasi secara reguler Maret 2019. Saat ini hanya menunggu penyelesaian dua stasiun akhir untuk disertifikasi.
Fase I rute Lebak bulus - Bunderan Hotel Indonesia (HI) sepanjang 16 km yang menelan invstasi sekitar Rp 16 triliun telah diujicoba untuk memastikan angkutan massal tersebut benar-benar aman dan nyaman digunakan masyarakat Jakarta.
Pada fase I sepanjang 16 km ini masing-masing 10 km dibuat melayang atau elevated, dan 6 km underground (bawah tanah)
Terkait perpindahan penumpang dari MRT ke angkutan yang lain atau Transit Oriented Development (TOD), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, akan melibatkan konsultan luar negeri.
Alasannya, konsultan luar negeri lebih berpengalaman dan sangat mengerti operasional MRT. "Kita akan libatkan sebanyak mungkin para pihak dan juga konsultan dari luar negeri yang memang sangat mengerti operasi dari MRT,” kata Menhub Budi, dalam keterangan pers yang diterima redaksi Bisnisnewa.id Jumat (15/2/2019)
Menhub Budi juga meminta nantinya pelayanan ditingkatkan agar masyarakat sebagai pengguna jasa lebih nyaman lagi dalam menggunakan MRT kedepannya.
“Kita harapkan awal Maret ini sudah beroperasi. Untuk sertifikasi tinggal dua stasiun terakhir, saya pikir satu minggu lagi sudah selesai tinggal menunggu saja” jelas Menhub Budi.
Terkait keselamatan, ungkapnya akan dibuat semacam comittee karena MRT ada stasiun yang dibawah tanah.
“ Oleh karenanya ini menjadi masukan bagi kami bagi Pemprov DKI Jakarta dan PT. MRT untuk meningkatkan fungsi TOD dan juga feeder, karena di masa mendatang diupayakan semua pergerakan itu menggunakan angkutan massal,” ujar Menhub Budi
Terkait tarif MRT akan di tentukan oleh Pemprov DKI dengan pembahasan-pembahasan bersama Kementerian Perhubungan dan direncanakan akan mendapatkan subsidi dari Pemerintah.
“Tarif itu nanti domainnya Gubernur (Pemprov DKI), tentu Gubernur akan melakukan suatu bahasan-bahasan dengan Kementerian Perhubungan untuk memberi masukan terhadap tarif. Skema penentuan tarifnya beragam, tapi yang pasti MRT harus disubsidi, jika tidak disubsidi, masyarakat berat untuk membayarnya” kata Menhub Budi.
Sedangkan Fase II rute Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,5 km diperkirakan lebih besar lagi yaitu sekitar Rp 22,5 triliun atau lebih dari Rp 2 triliun per km karena tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Sebelumnya Dirut PT.MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, tingginya biaya yang dibutuhkan terletak pada kesulitan konstruksinya, elevated dan underground. (Syam S)