Pemerintah Harus Tegas Sikapi Mudik dan Covid-19
Selasa, 14 April 2020, 20:15 WIBBisnisNews.id -- Khoiri Soetomo dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur mengusulkan Pemerintah lebih tegas dan terukur bukan hanya saat mudik, tapi juga di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini. Langkah itu perlu untuk mencegah dan menghentikan wabah corona tidak semakin meluas.
Yang pasti, untuk menangani dan menghentikan penyebaran virus corona (covid-19) butuh langkah tegas, berani dan terukur. "PSBB yang "tidak tegas" selama ini justru membuat pemborosan sumber daya, khususnya pelaku usaha sektor transportasi. Mau berhenti operasi tak boleh, tapi beroperasi juga load factor rendah," kata Ketua DPP Gapasdaf itu, Selasa (14/4/2020).
Seperti diketahui, lanjut Khoiri pada saat diskusi daring MTI, dengan tetap "beroperasi" di tengah pandemi corona seperti sekarang, maka perusahaan angkutan seluruh moda misalnya, mereka harus menanggung rugi yang semakin besar.
"Selama masa tanggap darurat corona ini, load factor semua moda transportasi turun. Dan kerugikan makin besar bagi para operatornya tanpa kecuali," kata Khoiri saat dikonfirmasi BisnisNews.id.
Dia menambahkan, seandainya Pemerintah tegas dari awal kita tahu ada covid-19 dan diambil langkah yang tegas, jelas dan serentak terkomando seluruh Indonesia, katakanlah 14 hari, maka saat masuk bulan puasa dan angkutan Lebaran sudah (covid-19) selesai.
Selanjutnya, kata Khoiri, semua anggaran APBN dikonsentrasikan untuk penanggulangan wabah covid-19 dengan memberikan kebutuhan sembako kepada warga miskin terdampak dan memberikan subsidi bagi sektor angkutan umum masal yang merupakan urat nadi perekonomian, jelas akan lebih dan tidak berkepanjangan begini.
Dengan langkah tegas tersebut, jelas Khoiri, kita optimis bencana (covid-19) ini lebih bisa dikendalikan dan hemat sumber daya, waktu, tenaga, anggaran dan tida beresiko sangat besar.
Kalau sekarang ini, kilah Khoiri, kita tidak tahu sampai kapan kondisi serba tidak jelas dan abu abu ini akan berlangsung? "Sementara, kondis makin buruk dan semua dunia usaha mati pelan-pelan karena kehabisan sumber daya perusahaan," tegas Khoiri.(helmi)