Penemuan FDR, KSOP Kepulauan Seribu: Tidak Menyurutkan Pencarian Korban
Jumat, 02 November 2018, 07:31 WIBBisnisnews.id - Ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) pada bagian kotak hitam pesawat Lion Air JT -610, akan mempercepat investigator melakukan penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat di perairan pantai Pakis Karawang Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Kendati demikian Tim SAR Gabungan dan instansi terkait, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi masih banyak tugas. Karena masih ada korban yang belum ditemukan.
Ini menjadi tugas bersama seluruh instansi terkait, khususnya Tim SAR Gabungan yang telah bekerja sejak awal kecelakaan terjadi.
Fokus Pencarian para petugas di lapangan itu diakui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kepulauan Seribu Syarif Bustaman.
Menurut Syarif, seluruh personil yang dikerahkan bersama Tim SAR Gabungan masih berada di area kecelakaan dengan armada KN-533. "Personil yang kami terjunkan bekerja melakukan pencarian 24 jam sejak hari pertama kecelakaan," kata Syarif.
Pencarian korban ini, ungkapnya menjadi tangungjawab bersama untuk membantu para keluarga korban yang terus menanti anggota keluarganya yang belum ditemukan.
Koordinasi terus dilakukan dengan seluruh anggota Tim SAR. Termasuk juga temuan di lapangan. Mulai dari serpihan peaawat, barang-barang milik korban dan bagian dari organ tubuh korban.
"Kami merasakan kok, bagaimana tertekannya keluarga korban terhadap anghota keluarganya yang jadi korban,"tuturnya.
Pada sisi lain Menhub Budi menyampaikan apresiasi hasil kerja keras Tim SAR Gabungan, khusunya pihak TNI yang melakukan penyelaman. Polri, BPPT, Pertamina, KNKT dan Basarnas.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan bahwa kktak hitam yang ditemukan kemungkinan besar adalah Flight Data Recorder (FDR).
"Yang telah kita temukan adalah salah safu dari kotal hitam yang dipasang pada pesawat. Kemungkinan besar itu adalah FDR dan satu lagi saat ini masih dilakukan pencarian," tuturnya.
FDR ini fungsinya untuk mengetahui kecepatan, ketinggian dan arah. Dari data itu akan bisa mempercepat mengetahui misteri kecelakaan ini.
Ketua Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M. Ilyas pun menjelaskan proses ditemukannya salah satu black box. Benda yang dicari-cari itu ditemukan di are utara.
Seperti diberitakan, pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP sempat melakukan momunikasi dengan petugas ATC sebelum akhirnya menghilang pada tituk koordinat 05 46.15 S-107 07.16 E.
Gangguan itu diketahui beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB.
Pesawat yang membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima awak pesawat itu sempat meminta kembali ke bamdara asal atau return to base dan akhirnya menghilang dari radar.(Jam/Syam S)