Presiden RI: Tembak Pedagang Obat Bius Yang Tolak Penangkapan
Minggu, 23 Juli 2017, 20:08 WIBBisnisnews.id - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan polisi harus menembak pedagang obat bius yang menolak penangkapan karena krisis narkotika yang dihadapi Indonesia.
Juru bicara kepresidenan, Johan Budi mengatakan pada hari Minggu 23 Juli 2017 bahwa Jokowi mengeluarkan komentar ini pada sebuah pertemuan dengan partai politik Indonesia baru-baru ini.
"Kita harus mengambil tindakan tegas. Jika pengedar narkoba yang beroperasi di Indonesia melawan saat ditangkap, petugas bisa menembak mereka, karena kita berada dalam posisi darurat narkotika sekarang," kata Jokowi, menurut juru bicaranya.
Pekan lalu polisi menembak mati seorang pria Taiwan karena menolak penangkapan dalam perebutan 1 ton methamphetamine kristal yang terbesar di Indonesia.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte meluncurkan kampanye anti-narkoba tahun lalu di mana ribuan pengedar dan pengguna narkoba telah terbunuh, seringkali dalam keadaan yang mirip dengan eksekusi tanpa hukum. Tindakan keras tersebut telah dikecam oleh kelompok hak asasi manusia dan pemerintah di seluruh dunia.
Indonesia memiliki undang-undang anti-narkoba yang tangguh dan pelaku pengedaran bisa menerima hukuman mati. Empat orang, satu orang Indonesia dan tiga warga Nigeria, dieksekusi oleh regu tembak tahun lalu, dan puluhan lainnya tengah menunggu giliran yang sama.
Budi mengatakan, komentar Jokowi bukanlah untuk mematikan ketertiban dan tindakan polisi harus terukur dan sesuai dengan hukum.
Ini adalah pesan untuk semua orang Indonesia yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk memerangi narkotika, katanya. (marloft)