Ribuan Rumah Terendam Banjir di Sulawesi Tengah
Minggu, 04 Juni 2017, 18:54 WIBBisnisnews.id - Ribuan rumah terendam banjir, akibat hujan yang terus menerus mengguyur di sejumlah temoat di Sulawesi Tengah sejak Sabtu (3/6/2017). Ribuan warga mengungsi dan satu warga dikhabarkan meninggal dunia terseret arus. Tinggi banjir di permukiman sekitar satu hingga tiga meter.
Hujan deras yang berlangsung cukup lama mengguyur wilayah Kabupaten Tolitoli telah menyebabkan Sungai Tuwelei dan Sungai Lembe meluap. Banjir bandang menerjang empat kecamatan di Kecamatan Lampasio, Baolan, Galang dan Dakopamean Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah.
Diperkirakan sekitar 56 ribu KK terdampak banjir. Banjir bandang di Kecamatan Dakopamean menyebabkan 15 rumah hanyut, 1 jembatan putus dan perumahan, perkantoran serta sekolah terendam banjir hingga ketinggian 1 meter.
Jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan Kota Tolitoli dan Kota Palu putus total akibat terendam banjir. Banjir besar dating menjelang buka puasa sehingga sebagian warga khususnya warga yang menjalankan ibadah puasa tidak konsentrasi lagi berbuka puasa. Bahkan sebagian warga sudah meninggalkan rumahnya dan berbuka puasa di tempat yang aman.
Longsor juga terjadi di Desa Pangi. BPBD Kabupaten Tolitolii bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, dan relawan melakukan evakuasi dan penyelamatan masyarakat. Penanganan darurat dan pendataan masih dilakukan. Kendala penanganan darurat adalah hujan masih turun, listrik mati, lokasi sulit dijangkau karena masih tergenang, dan minimnya alat untuk evakuasi.
Menurut laporan BPBD Tolitoli sebagian banjir sudah surut pada Minggu (4/6/2017). Penanganan darurat masih dilakukan BPBD bersama unsur lainnya. Sebelumnya, pada Rabu 31 Mei 2017, banjir juga telah terjadi di Kabupaten Tolitoli. Akibatnya tiga desa yaitu Desa Lampasio, Desa Ogomatanang dan Desa Batuan terendam banjir.
Di tempat lain, banjir juga melanda Kelurahan Mongkonai dan Kelurahan Gogagomam Kecamatan Kotamobagu Kota Kotamubagu Provinsi Sulawesi Utara pada Sabtu (3/6/2017) pukul 14.30 Wita. Sebelumnya hujan deras berlangsung dan menyebabkan sungai meluap.
Banjir menyebabkan 2 anak-anak hanyut yaitu Adelia Imban (10) dan Fadel Lasaimbu (8) warga Kelurahan Mongkonai Barat Kecamatan Kotamugabu Kota Kotamugabu. Kedua korban saat hujan bermain di saluran kecil, tiba-tiba datang aliran cukup besar sehingga kedua anak hanyut dan terbawa ke sungai yang sedang mengalir deras. Hingga saat tim SAR dari Basarnas, BPBD Kotamugabu, Polri, TNI, dan relawan masih mencari korban dengan menyusuri sungai.
BPBD Kota Kotamugabu telah menyalurkan bantuan logistik kepada korban. Saat ini sebagian banjir sudah surut.
Sebelumnya banjir merendam ratusan permukiman dan lahan pertanian di Kecamatan Limboto, Limboto Barat dan Tibawa. Banjir merendam 9 kelurahan/desa di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Limboto (Kelurahan Tenilo, Bolihuangga, Hunggaluwa, Bongohulawa, dan Kayumerah); Kecamatan Limboto Barat (Desa Haya-Haya, Yosonegoro, Pone) dan Kecamatan Tibawa (Desa Datahu) pada pada Jumat (2/6/2017). Tinggi banjir berkisar 50 – 200 centimeter.
Sebanyak 484 rumah berisi 664 KK atau 2.474 jiwa terdampak banjir. Fasilitas umum seperti sekolahan, masjid, puskesmas dan perkantoran juga terendam banjir. Daerah yang paling banyak terendam adalah Kelurahan Tenilo (178 rumah, 203 KK/632 jiwa) dan di Desa Pone (86 rumah, 96 KK/384 jiwa).
Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dari banjir dan longsor. BMKG telah mengeluarkan peringatan dini potensi hujan lebat di wilayah Indonesia hingga 8/5/2017 mendatang. Peningkatan curah hujan di awal bulan Juni 2017 dipicu oleh adanya pergerakan gelombang atmosfer sepanjang khatulistiwa yang dikenal sebagai Madden Julian Oscillation (MJO).
Diprediksi gelombang tersebut masih terus merambat ke wilayah timur Indonesia sampai lima hari ke depan, sehingga memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur.(Syam S)