Nilai Transaksi Rupiah Masih Berada di Posisi 14.106
Jumat, 18 Mei 2018, 14:36 WIBBisnisnews.id - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang terus terpuruk dalam beberapa bulan terakahir ini telah mengkhawatirkan banyak pihak. Para investor mulai siap-siap memilih negara yang paling menguntungkan.
Transaksi antar bank, Jumat (18/5/2018) Rupiah berada pada posisi Rp14.106 dibanding posisi sebelumnya Rp14.045 per dolar AS atau merosot sebesar 61 poin.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan diharapkan bisa menekan dan mendorong penguatan Rupiah serta mengembalikan kepercayaan pasar.
Pada pertengahan April 2018 lalu, RDG BI memutuskan untuk mempertahankan BI 7DRRR tetap sebesar 4,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 3,5 persen dan Lending Facility tetap sebesar lima persen.
Sperti diketahui Dolar AS bergerak menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia didorong kembali naiknya yield obligasi Amerika Serikat ke level 3,12 persen seiring kuatnya data tenaga kerja di Amerika Serikat.
Data klaim pengangguran di Amerika Serikat selama empat pekan berturut-turut turun sebesar 2.750 menjadi 213.250. Kondisi itu mendorong ekspektasi pasar bahwa unemployment rate akan stabil di kisaran 3,9 persen pada Mei.
"Data klaim pengangguran di Amerika Serikat cenderung terus menurun, menjaga perekonomiannya," kata Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta.
Dari dalam negeri, BI yang memutuskan menaikan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) yag diharapkan dapat menjaga fluktuasi mata uang rupiah lebih stabil terhadap dolar AS.
RDG BI pada 16-17 Mei 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen, berlaku efektif sejak 18 Mei 2018.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kebijakan kenaikan suku bunga merupakan salah satu upaya Bank Indonesia dalam menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai kondisi fundamentalnya. (Ari)