1.200 Anggota ISIS, Termasuk 40 WNI, Beroperasi Di Filipina
Senin, 05 Juni 2017, 00:57 WIBBisnisnews.id - Pada hari Minggu 4 Juni 2017, Menteri Pertahanan Indonesia mengatakan di forum keamanan internasional bahwa ada sekitar 1.200 anggota ISIS di Filipina, termasuk 40 orang berasal dari Indonesia.
Berbicara di Singapura, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut militan sebagai mesin pembunuh dan mendesak kerjasama regional skala penuh melawan mereka.
"Saya diberitahu ada 1.200 ISIS di Filipina, sekitar 40-nya dari Indonesia," kata Ryacudu di Shangri-La Dialogue, sebuah forum keamanan antar pemerintah yang diadakan setiap tahun oleh Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS).
Ancaman meningkatnya terorisme, termasuk kembalinya ratusan pejuang Asia Tenggara dari Suriah dan Irak, telah menjadi isu hangat pada pertemuan puncak tiga hari di Singapura yang juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis.
Pada tanggal 23 Mei 2017, setelah pasukan pemerintah berusaha menangkap Isnilon Hapilon, seorang pemimpin militan, ratusan orang Islam bersenjata mengamuk di Marawi, sebuah kota 200 ribu penduduk mayoritas Muslim di bagian selatan Filipina.
Sekitar 50 orang bersenjata masih menguasai pusat kota hampir dua minggu setelah pertempuran yang menewaskan 177 orang, termasuk 120 militan.
"Bagaimana kita bisa mengatasi pejuang asing ini? Kita harus komprehensif," kata Ryacudu.
"Kita harus menemukan cara lengkap tapi kita harus berhati-hati, mereka mesin pembunuh. Tujuan mereka adalah membunuh orang lain, jadi karena itulah kita memiliki kesepahaman, konsensus dan proses persamaan mengenai bagaimana cara melawan para pejuang asing ini."
Wakil Menteri Pertahanan Filipina, Ricardo David mengatakan bahwa 1.200 tokoh pejuang ISIS di Filipina yang disebutkan oleh Indonesia baru saja diketahuinya. "Saya benar-benar tidak tahu, angka saya sekitar 250-400, jauh lebih sedikit," katanya kepada wartawan.
Namun David mengatakan ada 40 pejuang ISIS yang merebut bagian Marawi, delapan di antaranya telah dibunuh oleh pasukan pemerintah.
Sebelumnya, pejabat Filipina mengatakan bahwa pejuang ISIS yang dibunuh berasal dari Malaysia, Indonesia, Yaman, Arab Saudi dan Chechnya.
"Intelijen kami memperkirakan ada sekitar 40 anggota ISIS yang bertempur dalam insiden Marawi," kata David dikutip dari The First Post. Pejabat Filipina menambahkan bahwa anggota ISIS ini menggunakan saluran belakang di Laut Sulu dan Celebes dekat perbatasan Filipina, Indonesia dan Malaysia untuk memasuki pulau selatan Mindanao dan terhubung dengan kelompok teror lokal.
"Makanya mereka bisa mengerahkan operasi di daerah Marawi," kata David. (marloft)