Airnav dan CASO Bahas Isu Penting Keselamatan Penerbangan
Rabu, 23 November 2016, 09:59 WIB
Bisnisnews.id-Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/AirNav Indonesia) tuan rumah pertemuan Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Asia Pacific Safety & Operations Workgroup Meeting 2016.
Kegiatan yang berlangsung 22-23 November 2016 itu dan dihadiri 60 peserta dari 14 negara, membahas sejumlah isu penting navigasi penerbangan di kawasan Asia-Pasifik. Diantaranya, Kolaborasi ADS-B, Implementasi AIDC, kolaborasi Manajemen Lalu Lintas Penerbangan dengan Meteorologi, hingga penerapan ATFM (Air Traffic Flow Management) dan FIR.
Negara-negara yang terlibat dalam pertemuan itu ialah,Australia, Singapura, Uni Eropa, Jepang, Thailand, Taiwan, Selandia Baru, Vietnam, Filipina, Indonesia, Nepal, Bangladesh, Maladewa dan Papua Nugini.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Bambang Tjahjono mengatakan, ini merupakan pertemuan penting bagi Airnav untuk terlibat langsung dalam kerjasama regional." Sebagai perusahaan penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan yang baru berusia empat tahun, namun dengan tanggung jawab besar untuk mengelola ruang udara Indonesia, penting bagi AirNav untuk terlibat dalam kerjasama regional seperti ini," kata Bambang.
Terutama dengan FIR yang berdekatan, kolaborasi ADS-B penting dilakukan. Misalnya Australia menggunakan beberapa data ADS-B Indonesia. Sejumlah kawasan yang perlu melakukan ini adalah ruang udara di atas Laut Cina Selatan, Samudera Hindia, dan Teluk Benggala.
Hadir dalam acara itu Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Suprasetyo, Direktur Navigasi Penerbangan, Novie Riyanto, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standardisasi AirNav Indonesia, Yurlis Hasibuan dan Direktur Pengembangan Pelayanan AirNav Indonesia, New In Hartaty. Sementara dari CANSO, hadir Hai Eng Chiang, Director of CANSO Asia Pacific Affairs. CANSO merupakan organisasi berkumpulnya penyelenggara pelayananan navigasi penerbangan seluruh dunia. Seluruh anggota CANSO melayani 85 persen ruang udara di dunia.
Selain itu, dalam pertemuan ini negara-negara yang hadir akan saling membagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang pelayanan dan keselamatan navigasi penerbangan. Sejumlah inovasi dan program yang dilakukan suatu negara akan disampaikan dalam pertemuan ini.
Dalam perteman itu, AirNav Indonesia menyampaikan program-program yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir. Seperti modernisasi peralatan, peningkatan kualitas SDM dan pemenuhan regulasi, dengan total investasi yang telah digelontorkan sebesar Rp2,2 triliun.
Menurut Bambang, kerjasama antar operator navigasi penerbangan dibutuhkan mengingat kawasan Asia Pasifik, dalam 20 tahun mendatang, diprediksi akan menjadi pemimpin pertumbuhan lalu lintas penerbangan dunia dengan tingkat pertumbuhan 5,7 persen setiap tahunnya. " Jumlah penumpang dan lalu lintas penerbangan terus bertambah, dan penerbangan merupakan salah satu kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Karenanya penting operator navigasi penerbangan untuk melakukan efisieni, meningkatkan produktifitas serta tetap mempertahankan level pelayanan dan keselamatan," jelasnya.(syam)