Anak Gunung Krakatau Terus Erupsi, Kawasan Wisata Pantai Anyer Lumpuh 233 Orang Meninggal
Senin, 24 Desember 2018, 06:38 WIBBisnisnews.id - Erupsi anak Gunung Krakatau di Selat Sunda menjadi penyebab terjadinya hantaman tsunami di sepanjang pantai Anyer Serang dan pantai Lampung Selatan pada Sabtu (22/12/2018), yang menyebabkan sekitar 233 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan, ada sekitar 900 orang mengalami luka-luka dan di rawat di sejumlah rumah sakit dan lebih dari 35 orang elum ditemukan. Objek wisata di kawasan itu rata dengan tanah
Musibah itu juga menjadi ancaman serius bagi para pelancong lokal dan mancanegara untuk menghabiskan liburan panjang Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Badan Metereologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, Gunung berapi anak Krakatau aktif itu menyebabkan tanah longsor bawah laut yang memicu Tsunami besar. Tsunami ini menerjang daerah pesisir pantai sekitar pukul 21:30 WIB dengan melenyapkan perahu nelayan, hotel, cottage dan sejumlah objek wisata di kawasan itu.
Hingga Senin pagi, jumlah korban meninggal dunia tercatat 233 orang dan diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat masih adanya sejumlah jenazah yang ditemukan di sekitar kawasan pantai.
Aktivitas anak Gunung Krakatau di Selat Sunda juga masih terus menunjukan erupsi. Warga sekitar merasakan getaran yanng bersumber dari anak Gunung Krakatau. Anak Gunung Krakatau terus tumbuh, dan pada Sabtu malam (22/12/2018) terjadi erupsi anak Gunung Krakatau yang cukup dahsyat.
Terkait tidak adanya peringatan dini Tsunami di Selat Sunda, Sutopo mengatakan, peralatan peringatan dini Tsunami yang ada di Indonesia hanya memberikan peringatan terhadap Tsunami yang dipicu aktivitas tektonik atau gempa besar.
"Untuk Tsunami yang dipicu oleh penyebab lain seperti longsor bawah laut, tidak akan memicu sensor yang dipasang sehingga tidak ada peringatan dini apapun yang disampaikan," kata Sutopo.
BMKG meningatkan masyarakat sekitar pantai Anyer dan Lampung Slatn untuk tida melakukan aktivitas sekitar pantai, arena ancaman letusan Anak Gunung Krakata berpotensi terjadinya tsunami di sekitar kawasan itu.
Kendati erupsi anak Gunung Krakatau terus menunjukan akitivitasya, namun kegiatan pelayanan penyeberangan di Merak - Bakauheuni berjalan normal bahkan Kementerian ESDM Pastikan Pasokan BBM Dan Listrik berjalan normal.
Sementara Biro Meteorologi Australia bahkan telah memantau situasi ini. Biro ini telah mengeluarkan peringatan merah kepada pilot maskapai penerbangannya di wilayah selat Sunda itu.
Peringatan pemerintah negeri Kanguru, seperti dilansir Sunday Express (23/12) itu juga yang menyebabkan, batalnya ribuan wisatawan asal Australia ke Indonesia.(Jam)