Anggaran Rp. 66 Miliar Target Tiga Besar SEA Games
Jumat, 21 November 2025, 15:46 WIB
BISNISNEWS.id - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa persiapan Indonesia menuju SEA Games, 9-20 Desember 2025 di Thailand harus berorientasi pada target dan prestasi, bukan sekadar mengirim sebanyak-banyaknya atlet.
Penehasan itu disampaikan dalam pengarahan resmi di Kemenpora, Jakarta, Jumat (21/ 11/ 2025.)
Erick menjelaskan, pemerintah menerapkan sistem promosi dan degradasi bagi cabang olahraga (cabor) yang tampil di ajang multievent seperti SEA Games. Artinya, cabor yang tidak mampu memenuhi target yang telah disepakati, berpotensi tidak lagi menjadi prioritas dalam pembiayaan negara dan diarahkan untuk lebih mandiri.
"Kami sangat serius mendukung. Kita sisir anggaran yang awalnya pendanaan Rp 10 miliar, alhamdulillah hari ini kita bisa lebih percaya diri naik dari 10-50-60 miliar. Terima kasih kepada rekan-rekan Kemenpora yang mengikuti pemikiran dan misi yang diberikan kepada saya oleh Bapak Presiden sehingga anggaran ini tembus di Rp 66 miliar," ujarnya.
Kebijakan promosi–degradasi dalam seleksi atlet kata Erick, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang telah menetapkan 17 cabang olahraga strategis dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebagaimana arahan Presiden RI.
Ia menambahkan, DBON juga akan sedikit direvisi untuk memastikan hanya cabor yang serius, berprestasi, dan memiliki peta jalan yang jelas yang tetap menjadi prioritas pembinaan.
“Ini juga sejalan dengan fokus 17 cabang olahraga strategis yang sudah diarahkan Bapak Presiden. Jadi nanti juga ada promosi degradasi di DBON, kita akan revisi sedikit. Supaya kita sama-sama serius membangun olahraga kita,” ujarnya.
Untuk SEA Games 2025 di Thailand, Indonesia akan berpartisipasi di 48 dari total 51 cabang olahraga yang dipertandingkan. Namun Erick menekankan, jumlah yang besar bukan berarti asal mengirim atlet.
“Dengan kita mengikuti 48 cabang dari 51, ya kembali, kita harus bisa sesuai target. Saya selalu pesankan, semua atlet yang dikirim adalah bukan atlet coba-coba,” kata Erick.
Ia juga menegaskan, Kemenpora tidak membeda-bedakan antara atlet muda dan senior. Selama berprestasi dan siap bertarung, semuanya punya peluang yang sama.
“Saya tidak memandang bulu umur. Banyak sekarang atlet muda juga berprestasi dibandingkan seniornya. Yang senior harus tetap ngotot, yang muda membalap. Yang jelas, tidak ada atlet titipan, pelatih titipan. Fokus kita sekarang benar-benar target oriented dengan pendanaan seefisien mungkin,” ujarnya.
Erick turut memaparkan gambaran jumlah kontingen negara-negara peserta. Berdasarkan informasi yang diterimanya, tuan rumah Thailand akan mengirim hampir 1.800 atlet, Filipina sekitar 1.200 atlet, dan Malaysia sekitar 1.100 atlet.
Sementara Indonesia berada di posisi keempat dari sisi jumlah atlet yang diberangkatkan.
“Jumlah atlet yang kita kirim ini masih ranking 4 dari total keikutsertaan di SEA Games. Thailand sebagai tuan rumah hampir 1.800 atlet, Filipina hampir 1.200, Malaysia 1.100. Tapi jangan dilihat jumlah atletnya, yang penting semua yang kita kirim itu memang atlet pilihan, bukan coba-coba,” jelas Erick.
Ia menegaskan, dengan sistem yang lebih tertata, target yang jelas, seleksi yang ketat, serta dukungan semua pihak, Indonesia diharapkan mampu mencapai target peringkat dan perolehan medali yang sudah dirumuskan bersama.
Penjelasan Menpora Erick Thohir ini sekaligus menjadi penegasan bahwa era “titipan” dan asal berangkat dalam kontingen olahraga nasional harus ditinggalkan, digantikan dengan era baru yang berorientasi pada prestasi, profesionalisme, dan akuntabilitas penggunaan anggaran negara.
(Gun)